KNPI Desak SBY Pikirkan Rakyat, Jangan Cuma Urus Partai

KNPI Urges SBY Take Care of the State, Do not Just Take Care of the Party

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


KNPI Desak SBY Pikirkan Rakyat, Jangan Cuma Urus Partai
Presiden SBY tampak jengkel (Foto: pdk.or.id)

Jakarta (B2B) - Tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mempertegas status Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dan mengatasi kemelut di tubuh Partai Demokrat, sebagai pembenaran bahwa SBY lebih mengutamakan kepentingan partainya ketimbang memikirkan nasib seluruh rakyat Indonesia.

Sekretaris Jenderal DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jailani Parandy menilai SBY tidak dapat membedakan tugasnya sebagai Presiden RI dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Rakyat akan menilai bahwa SBY memanfaatkan kekuasaannya untuk menekan lembaga hukum demi kepentingan politiknya.

"Bisa kita bayangkan apa jadinya bangsa ini, jika SBY  menjalankan peran yang tidak seimbang antara Presiden sebagai kepala negara, dan SBY sebagai Ketua Dewan Pembina partai Demokrat," kata Jailani Parandy kepada pers di Jakarta, Kamis (7/2).

"Pernyataan SBY bisa dimaknai sedang memanfaatkan kekuasaan untuk menekan lembaga Hukum demi kepentingan politiknya."

Jailani menyarankan, sebaiknya Presiden memikirkan nasib seluruh rakyat, apalagi menjelang berakhirnya pemerintahan, banyak janji dan pekerjaan rumah yang tidak tuntas.

"Sebut saja dari soal buruknya infrastruktur, meningkatnya angka pengangguran, hingga meningkatnya eskalasi konflik di berbagai daerah," ungkapnya lagi.

Jailani menguraikan hasil survei terbaru LSI tentang buruknya kinerja kabinet dan pemerintahan yang dipimpin oleh SBY.

"Harusnya SBY fokus saja membenahi kabinet dan pemerintahan yang dipimpinnya, bukannya malah membuat statement dan memicu kegaduhan politik baru," tegasnya lagi.

Karena itu, menurut Jailani, DPP KNPI meminta dengan hormat supaya SBY bisa lebih bijak dan fokus untuk menyelesaikan program kerjanya dan membenahi kinerja kabinet yang amburadul itu. "Sebab kami yakin tahun terakhir masa kepemimpinan SBY ini bisa dimanfaatkan secara maksimal bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat."

Jakarta (B2B) - The action of President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) asked the Corruption Eradication Commission (KPK) to reinforce the status of the Democratic Party chairman, Anas Urbaningrum and overcome the crisis in the Democratic Party, a justification that SBY more priority to party interests rather than thinking about the fate of the entire Indonesian people.

DPP Secretary-General of the Indonesian Youth National Committee (KNPI) Jailani Parandy assess SBY can not distinguish his duties as President and Chairman of the Board of Trustees of the Democratic Party. People will say Yudhoyono utilizing its power to institute laws to suppress political interests.

"Can we imagine what would happen this nation, if SBY running a disproportionate role of President as head of state, and Yudhoyono as Chairman of the Board of Trustees of the Democratic party," said Jailani Parandy told reporters in Jakarta, Thursday (7/2).

"SBY statement may be interpreted taking advantage of the power to institute laws to suppress political interests."

Jailani suggested, should the President think about the fate of all people, especially toward the end of the government, a lot of promises and incomplete homework.

"Just mention a matter of poor infrastructure, rising unemployment, to the escalating conflict in many areas," he said again.

Jailani outlining the results of a recent survey LSI about the poor performance of the cabinet and the government led by SBY.

"SBY should focus only to fix the cabinet and the government he leads, instead of making statements and trigger a new political noise," he stated.

Therefore, according to Jailani, DPP KNPI respectfully ask that SBY can be wise and focus to finish the the work program and to fix the shambles that the performance of the cabinet. "Because we believe that the last year of SBY's leadership can be fully utilized for the maximum benefit of the people."