Presiden Jokowi: Sentralitas ASEAN Jangan jadi Omong Kosong

President Jokowi: ASEAN Centrality Don´t Be a Bullshit

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Novita Cahyadi


Presiden Jokowi: Sentralitas ASEAN Jangan jadi Omong Kosong
KONFERENSI INTERNATIONAL: Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo melakukan sesi foto bersama Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan dilanjutkan Upacara Pembukaan KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 serta KTT Terkait lainnya di Hotel Sokha, Phnom Penh. (Foto: Setkab RI)

Phnom Penh, Kamboja [B2B] - Presiden RI Joko Widodo [Jokowi] menggarisbawahi pentingnya upaya maksimal negara ASEAN untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN. 

Jokowi menilai ASEAN saat ini menghadapi dua tantangan yang sangat berat yaitu tantangan eksternal bagaimana ASEAN menavigasi rivalitas kekuatan besar yang semakin tajam, dan tantangan internal yaitu bagaimana memastikan ASEAN tetap relevan dan patuh terhadap piagam ASEAN, serta menyelesaikan krisis di Myanmar.

"Semua tantangan ini hanya dapat dihadapi bila ASEAN bersatu dan kuat, Pertanyaannya, apakah kita masing-masing sudah berupaya maksimal mungkin untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN? Saya tidak ingin kesatuan dan sentralitas ASEAN hanya jadi mantra kosong," tegas Jokowi saat menyampaikan pengantarnya pada Sidang Pleno KTT ASEAN ke-40 di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat [11/11].

Jokowi menegaskan, para pemimpin ASEAN harus memaknainya secara konkrit karena kredibilitas dan relevansi ASEAN bergantung pada kesatuan dan sentralitas ASEAN. Ada tiga poin penting yang disampaikan Presiden Jokowi dalam sesi pleno tersebut.

Hal pertama, Jokowi mendorong untuk menjalankan Piagam ASEAN seutuhnya. Piagam ASEAN harus menjadi pegangan untuk bergerak maju, oleh karenanya, Piagam ASEAN harus diterapkan dalam satu keutuhan dan tidak tebang pilih.

"Piagam ASEAN harus menjadi dasar pengambilan keputusan dalam situasi darurat, termasuk situasi di Myanmar. Jika ASEAN gagal ambil langkah maka kredibilitas ASEAN dipertaruhkan," jelas Jokowi.

Hal kedua, Jokowi mendorong penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN. Menurut Presiden, dalam 20 tahun ke depan, tantangan yang kita hadapi akan semakin berat. Hal tersebut harus dijadikan momentum untuk berbenah dan perkuat institusi dan kapasitas ASEAN.

"Kita harus tetapkan ASEAN 2045 yang lebih adaptif, responsif, dan berdaya saing. ASEAN harus mampu merespon dinamika ini agar tetap relevan. Saya harap Gugus Tugas Tingkat Tinggi [HLTF] dapat menyampaikan rekomendasi mengenai ASEAN 2045 dan penguatan institusi ASEAN," ucap Jokowi.

Hal ketiga menurut adalah perkuat peran ASEAN dalam mewujudkan kawasan yang tangguh. Ketangguhan ASEAN akan dinilai dari cara ASEAN membangun ketahanan pangan dan energi, kemandirian kesehatan, hingga stabilitas keuangan kawasan.

"Konsep kerja sama dalam bidang-bidang tersebut harus jelas dan terus diperkuat. ASEAN harus menjadi agenda-setter dalam memajukan prioritas-prioritas tersebut," kata Jokowi.

Di akhir pengantarnya, Jokowi mengajak pemimpin ASEAN untuk membuktikan kepada rakyat ASEAN dan dunia, bahwa ASEAN matters dan relevan.

"Tetap menjadi jangkar stabilitas kawasan dan tetap menjadi pusat pertumbuhan kawasan dan dunia. ASEAN matters, epicentrum of growth," pungkas Jokowi.

Phnom Penh of Cambodia [B2B] - Indonesian President Joko Widodo [Jokowi] underlined the importance of the maximum efforts of ASEAN countries to maintain ASEAN unity and centrality.

Jokowi assessed that ASEAN is currently facing two very formidable challenges, namely the external challenge of how ASEAN navigates the increasingly sharp rivalry of great powers, and the internal challenge, namely how to ensure that ASEAN remains relevant and adheres to the ASEAN charter, and resolves the crisis in Myanmar.

"All of these challenges can only be faced if ASEAN is united and strong. The question is, have we each done our best to maintain ASEAN unity and centrality? I don´t want ASEAN unity and centrality to be just an empty mantra," said Jokowi when delivering his introduction to Plenary Session of the 40th ASEAN Summit at the Sokha Hotel, Phnom Penh, Friday (11/11).

Jokowi emphasized that ASEAN leaders must interpret it concretely because ASEAN´s credibility and relevance depend on ASEAN´s unity and centrality. President Jokowi made three important points in the plenary session.