Rekaman Suara Skenario Munas Golkar Akan Dilaporkan ke Kemenkumham

Voice Recording Will Report as Illegal Political Scenario in Golkar Congress

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Rekaman Suara Skenario Munas Golkar Akan Dilaporkan ke Kemenkumham
Ilustrasi: liputan6.com

Jakarta (B2B) - Tim Penyelamat Partai Golkar akan melaporkan rekaman yang diduga suara Ketua Steering Committee (SC) Munas IX Golkar di Bali Nurdin Halid, kepada Kemenkumham sebagai bukti adanya skenario politik yang melanggar AD/ART partai beringin.

Sebelumnya beredar rekaman yang diduga suara Nurdin Halid, yang mengarahkan atau membuat skenario pemenangan Aburizal Bakrie dalam munas.

"Kepada seluruh anggota dan kader Golkar untuk tenang, Presidium Tim Penyelamat yang sudah terbentuk akan melaporkannya pada Kemenkumham sebagai bukti kejahatan skenario politik, yang melanggar AD/ART partai," kata anggota Tim Penyelamat Partai Agun Gunandjar Sudarsa, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/12).

Agun mengatakan sejak awal telah menduga adanya skenario sistemik pemenangan Aburizal yang diindikasikan oleh beragam kegiatan loyalis Aburizal.

Kegiatan itu antara lain forum konsultasi nasional di Bandung, rapimnas di Yogyakarta yang diawali juga dengan pertemuan di Bali, konsolidasi DPD I di sebuah Hotel di Jakarta, hingga Munas Bali yang terkesan dipaksakan.

"Semua bukti adanya skenario jahat merampas kedaulatan partai yang ada di tangan anggota, dan merampas kedaulatan pengurus DPP sebagai pelaksana tertinggi yang bersifat kolektif," ujar dia.

Agun menyatakan penunjukan Nurdin Halid dan Fredy Latumahina selaku panitia munas juga merupakan bagian upaya merampok hak peserta.

Sementara itu terkait rekaman yang diduga berisi suara Nurdin, yang bersangkutan membantah telah mengarahkan pemenangan Aburizal Bakrie.

Jakarta (B2B) - Member of the Golkar Savior Team, Agun Gunandjar Sudarsa said it would report a recorded voice of the chairman of the steering committee for the party's National Congress being held in Bali to the Indonesian Ministry of Law and Human Right showing that the congress is illegal.

The recorded voice of Nurdin Halid was an evidence of an illegal political scenario violating the party statutes and rules, a team member  said here on Tuesday (2/12)

"We call on all party members and cadres to remain calm. The Presidium of the Savior Team will report to the Ministry of Law and Human Rights that the party statues and rules have been violated," Agun said in a written statement.

Recorded voice alleged that of Nurdin Halid set a scenario to guarantee that general chairman Aburizal Bakrie would be reelected in the congress to lead the country's second largest party for the next five years.

The recording has been circulated in the Congress with the majority of participants expected to vote for Aburizal Bakrie.

The team has from the beginning been against holding the Congress on Nov 30-Dec 2 as it was allegedly held to ensure victory for Aburizal Bakrie by giving no time for other candidate to maneuver.

Based on the decision in the earlier National Congress in 2009, the next Congress is to be held in January 2015.

All phases and meetings ahead of the Bali congress including national consultation meeting in Bandung, national leaders' meeting in Yogyakartra and consolidation meeting in Jakarta were set to lead the regional leaders of the party to vote for Aburizal Bakrie, Agun said.

The naming of Nurdin Halid and Fredy Latumahina as the Congress Committee members was part of the scenario, he added.

Halid denied the allegation saying he had set no scenario to ensure victory for Aburizal Bakrie.