Ruhut Desak Kader Demokrat yang Disebut Nazaruddin Segera Mundur
Ruhut Urges Democrat Cadre Mentioned by Nazaruddin to Soon Step Down
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Heru S Winarno
Translator : Intan Permata Sari
Jakarta (B2B) - Politisi Partai Demokrat meminta nama-nama kader Demokrat yang disebut terlibat dalam skandal kasus korupsi segera mundur dari partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pasalnya, sanksi sosial dari publik terhadap Demokrat akan terus bergulir hingga Pemilihan Umum 2014.
"Harus bisa ngaca. Sadar saja. Pak SBY tegas mengatakan tantangan Partai Demokrat makin berat. Beliau bilang, kalau memang kalian tidak cocok di partai ini, silahkan malam ini juga keluar," kata Ruhut, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (11/12/2012) mengulangi pernyataan SBY saat pertemuan partai di Cikeas, Minggu malam (10/12).
Ketua DPP Partai Demokrat bidang Informasi dan Komunikasi ini menambahkan, pasca mundurnya Andi Mallarangeng dari partai menunjukkan sikap ksatria yang harus ditiru Anas Urbaningrum, yang berulang kali disebut mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin yang kini menjadi terpidana kasus suap wisma atlet.
"Jangan kita bilang dia (Nazaruddin) gila, dia konsisten menyebut (Anas) terlibat. Dari saksi, diperiksa, tersangka, terus jadi terpidana. Aku tetap bilang harus mundur. Saya lawyer, jangan bilang aku tidak mengerti hukum. Yang kami takutkan itu bukan sanksi hukum, tapi sanksi sosial," tandas anggota Komisi III DPR itu.
Jakarta (B2B) - A politician of Democrat Party urges cadres of the party involved in corruption cases to soon quit the party founded by Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) because social sanction for the party keeps flowing in from the public until 2014 Election.
“You must look at yourself. SBY firmly says that the challenge is harder for the party. He says that if you really do not fit into the party, please quit tonight,” says Ruhut in DPR building, Jakarta, Tuesday (11/12), repeating SBY’s sentence in an internal meeting at Cikeas, on Sunday night (10/12).
The Chair of Information and Communication Division adds that the resignation of Andi Mallarangeng from the party is a gentle attitude that Anas Urbaningrum must follow, frequently mentioned by Treasurer of the Party, M Nazaruddin, now a suspect of bribery case.
“Do not think of him as crazy. He keeps saying that Anas is involved. Starting as witness, now he is examined as suspect and a convict. I would still say that he must quit. I am a lawyer, do not say that I know nothing about law. What we worry about is not legal sanction, but social sanction,” says the member of Commission III.
