Ical akan Ulangi Kegagalan JK, Rakyat Menolak Konglomerat

Ical will Repeat the Failure of JK, the People Refused Conglomerate

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Ical akan Ulangi Kegagalan JK, Rakyat Menolak Konglomerat
Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie (Foto: republika.co.id)

Jakarta (B2B) - Aburizal Bakrie yang akan maju menjadi calon presiden 2014 akan mengulangi kegagalan Jusuf Kalla (JK) dalam Pemilu Presiden 2009, karena keduanya konglomerat. Pasalnya, rakyat menilai konglomerat bukan bagian dari mereka sehingga sulit bersimpati apalagi memilihnya sebagai presiden.

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai peluang Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie untuk menjadi presiden sangat kecil. Pasalnya, pria yang akrab disapa Ical itu berasal dari kalangan ekonomi elit alias konglomerat.

"Dari aspek latar belakang sosial ekonomi pemimpin bukan dari kalangan konglomerat, karena masyarakat kita cenderung menolak konglomerat," kata Boni dalam acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (9/5).

Penolakan masyarakat ini, lanjutnya, sudah terbukti  dengan kekalahan Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2009 lalu. JK yang saat itu berpasangan dengan Wiranto menempati posisi paling buncit dari tiga kandidat yang ada.

Menurut Boni, hasil mengecewakan bagi Partai Golkar itu dipengaruhi latar belakang JK sebagai pengusaha sukses. Pasalnya, masyarakat menilai para konglomerat bukanlah bagian dari mereka. Karena itu masyarakat kesulitan untuk bersimpati pada kalangan konglomerat.

"Masyarakat masih menganggap konglomerat sebagai minoritas yang memiliki privilage dan tidak mengambil bagian dalam penderitaan rakyat," ujar Boni. 

Jakarta (B2B) - Aburizal Bakrie who will running for President in 2014 will repeat the failure Jusuf Kalla (JK) in the 2009 Presidential Election, as both conglomerates. The reason is, people are not part of a conglomerate judge them so hard sympathize especially chosen as president.

Director of Voter Institute of Indonesia (LPI) Boni Hargens assess opportunities Golkar Party Chairman, Aburizal Bakrie to become president was minimal. Because the man who is familiarly called Ical was derived from the economic elite, aka conglomerate.

"From the aspect of socio-economic background is not the leader of the conglomerate, because our society tends to reject conglomerate," Boni said in a discussion in Cikini, Central Jakarta, Thursday (9/5).

Rejection society, he added, has proven to defeat Jusuf Kalla (JK) in the 2009 election. JK, who was paired with Wiranto most bloated position of the three candidates.

According to Boni, a disappointing result for the Golkar Party influenced JK background as a successful entrepreneur. The reason is, people judge the conglomerates are not part of them. Therefore, people are difficult to sympathize with the conglomerate.

"People still think of as a conglomerate of minorities who have the privilige and never feel the suffering of the people," said Boni.