Pemerintah Dorong Pengembangan Hilirasi Rumput Laut
Indonesian Govt Encourages Downstream Seaweed
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi

JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo [Jokowi] mendorong hilirisasi rumput laut dengan kawasan percontohan atau modelling di sejumlah wilayah, seperti di Bali, Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa Tenggara Timur [NTT], dan Nusa Tenggara Barat [NTB].
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan [KP] Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan pers, Kamis [23/6] siang, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, usai mengikuti rapat terbatas [ratas] yang dipimpin oleh Presiden Jokowi.
“Kita tadi ditargetkan oleh Bapak Presiden untuk dibuat satu modelling di beberapa wilayah, ada lima lokasi, di antaranya adalah Buleleng, kemudian, Wakatobi, Maluku Tenggara, kemudian di Rote Ndao di NTT dan juga di NTB,” ujar Wahyu.
Sakti mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi rumput laut yang sangat besar yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar ada 12 juta hektare kurang lebih, yang sekarang ini baru 0,8 persen yang dimanfaatkan, dengan produksi kira-kira sekitar 9 juta ton di tahun 2021 lalu,” ungkapnya.
Menteri KP menambahkan, terdapat banyak produk turunan yang dapat dikembangkan dari rumput laut.
“Di antaranya adalah untuk pupuk, kemudian pakan dan makanan-makanan lain, farmasi, dan lain sebagainya, ya sekalian juga untuk biofuel, dan banyak sekali saya kira yang bisa dikembangkan dari situ,” tandasnya.
Jakarta [B2B] - Indonesian President Joko Widodo (Jokowi) encouraged the downstreaming of seaweed with pilot areas or modeling in a number of areas, such as in Bali, Southeast Sulawesi, Maluku, East Nusa Tenggara (NTT) and West Nusa Tenggara (NTB).
This was stated by the Minister of Maritime Affairs and Fisheries (KP) Sakti Wahyu Trenggono in a press statement, Thursday (23/06/2023) afternoon, at the Presidential Palace Complex, Jakarta, after attending a limited meeting (ratas) chaired by President Jokowi.
"We were targeted by the President to make a modeling in several regions, there are five locations, including Buleleng, then, Wakatobi, Southeast Maluku, then in Rote Ndao in NTT and also in NTB," said Wahyu.
Sakti said that Indonesia has enormous seaweed potential that has not been fully utilized.
"Indonesia has enormous potential, there are more or less 12 million hectares, of which only 0.8 percent is currently being utilized, with production of approximately 9 million tons in 2021," he said.
Minister of Maritime Affairs and Fisheries added, there are many derivative products that can be developed from seaweed.
"Among them are for fertilizer, then feed and other foods, pharmaceuticals, and so on, yes, also for biofuels , and I think there is a lot that can be developed from there," he said.