Presiden Jokowi `Bintang` KTT APEC, Tulis Wall Street Journal

Joko Widodo Meets, Greets and Says Cheese

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Presiden Jokowi `Bintang` KTT APEC, Tulis Wall Street Journal
Pertemuan-pertemuan internasional menjadi alat menyatukan para pemimpin global untuk merundingkan hal-hal seperti investasi, keamanan dan kerjasama ekonomi (Foto: blogs.wsj.com)

MELALUI lamannya hari ini (11/11), The Wall Street Journal menurunkan rangkaian foto berita mengenai Presiden RI Joko Widodo yang disebut oleh media Amerika Serikat yang menjadi rujukan utama pasar keuangan global ini sebagai pemberi daya tarik paling besar dalam KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Beijing.

Pertemuan-pertemuan internasional menjadi alat menyatukan para pemimpin global untuk merundingkan hal-hal seperti investasi, keamanan dan kerjasama ekonomi, tulis The Journal dalam artikel berjudul “Joko Widodo Meets, Greets dan Says Cheese” itu.

Para pemimpin dunia juga terlibat dalam banyak pidato, jabat tangan dan kesempatan-kesempatan berfoto, lanjut The Journal.

The Journal lalu membahas Joko Widodo yang disebutnya tengah melakukan lawatan perdana ke luar negeri sebagai Presiden Indonesia guna menghadiri KTT APEC di Beijing.

“Kamera-kamera selalu bersama menangkap hampir setiap aktivitasnya,” tulis The Journal.

The Journal lalu menurunkan serangkaian foto pilihan mereka, mulai dari kedatangan Joko Widodo dan Iriana Widodo yang tengah menuruni Pesawat Kepresidenan begitu tiba di bandara Beijing 8 November lalu.

Kemudian, foto berikutnya saat Joko Widodo menyampaikan presentasi dengan Power Point di hadapan para pemimpin bisnis pada Pertemuan CEO APEC sehari setelah tiba di Beijing.

Setelah itu The Journal menampilkan foto Joko Widodo yang berdiri berdampingan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang juga sejajar dengannya dengan salah satu caption berbunyi “Obama yang menghabiskan beberapa tahun masa kecilnya di Indonesia menyebut negeri ini sebagai model bagi kebanyakan negara muslim.”

Foto berikutnya adalah jabat tangan diiringi senyum antara Joko Widodo dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. The Journal menulis, “Kedua orang ini tersenyum kepada kamera, tidak seperti (suasana) yang jauh lebih dingin yang juga berlangsung pada hari yang sama antara Tuan Abe dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Kembali, pada foto berikutnya, The Journal menyoroti senyuman Jokowi yang kali ini berfoto sambil jabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang disebut media AS ini juga ikut tersenyum dalam jabat tangan yang erat.

Namun pada akhir rangkaian berita fotonya, The Journal mencuplikan kutipan kalimat Ernest Bower, Kepala Eksekutif BowerGroupAsia, yang sebelumnya memperkirakan Joko Widodo akan menjadi bintang dan pusat perhatian KTT APEC.

Tetapi pada sebuah kegiatan hari Senin –dengan foto Joko Widodo berjalan berdampingan dengan Obama, Xi Jinping, Putin dan Sultan Brunai Hassanal Bolkiah serta terlihat pula Ibu Negara Tiongkok Peng Liyun–, The Journal menyebut Peng Liyun menjadi bintangnya, bukan Jokowi, seperti dilansir setkab.go.id.

INTERNATIONAL summits are meant to bring global leaders together to discuss things like investment, security and economic cooperation. They also seem to involve a lot of speeches, handshakes and photo opportunities.

Joko Widodo made his maiden voyage overseas as president of Indonesia to attend the APEC summit in Beijing, and the cameras were along to capture almost every bit of it. Here’s a look at what he got up to in China.

Mr. Widodo (L) and his wife Iriana, both dressed in traditional batik patterns, disembarked from a plane after arriving at the Beijing Capital Airport on Nov. 8. The following day the Indonesian president met with Chinese Premier Li Keqiang, who said he would encourage Chinese companies to invest in infrastructure projects in Indonesia, according to local media reports.

On Monday morning Mr. Widodo addressed an auditorium of business leaders at the Asia-Pacific Economic Cooperation’s CEO summit, and called on them to invest in Indonesia. In the picture above, 53-year-old Mr. Widodo looks over notes as he prepared to give his speech. He later referred to several Power Point slides while on stage, drawing some criticism from attendees who said the speech lacked vision and carried the tone of an investment presentation.

In the afternoon Mr. Widodo met U.S. President Barack Obama, in a highly anticipated sit down that covered investment and security issues. Mr. Obama, who spent several years of his childhood in Indonesia, also offered praise for the multi-ethic country, calling it a model for Muslim majority nations. In the picture above, the two leaders stand together (Mr. Widodo clearly not used to the chilly Beijing weather) to watch a fireworks show after the APEC welcome banquet.

Japanese Prime Minister Shinzo Abe greeted Mr. Widodo before their bilateral meeting on the sidelines of the APEC summit in Beijing. Both men had smiles for the camera, unlike a much chillier exchange that took place that same day between Mr. Abe and Chinese President Xi Jinping.

A jovial Mr. Widodo also met Russian President Vladimir Putin, who appeared to offer a stiff, firm handshake but also managed to hint at a smile. The two leaders discussed ways for Russia to boost investment in Indonesia and expand bilateral trade on the sidelines of the APEC gathering, a forum that seeks to promote economic integration and reduce trade barriers across the Asia-Pacific region. Among the investments Russia is planning in Southeast Asia’s largest economy is an aluminum smelter worth around $1 billion.

Ernest Bower, chief executive of business consultancy BowerGroupAsia, predicted earlier this week that Mr. Widodo would be the belle of the ball at this week’s Asia summitry. But on Monday evening that distinction appeared to go to Peng Liyun, the wife of Chinese President Xi Jinping. As The Wall Street Journal’s Carlos Tejada and Yang Jie write, “Her wardrobe and bearing are major topics of discussion in China, which isn’t as used to some of the pageantry that surrounds leaders and their families in other countries.”