Leptospirosis Mengancam, Korban Banjir Diminta Waspada
Leptospirosis threat flood victims in Jakarta
Reporter : Roni Said
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jakarta (B2B) - Banjir yang melanda Jakarta menyisakan persoalan baru, khususnya ancaman penyakit yang kerap timbul pasca banjir seperti penyakit kencing tikus atau leptospirosis.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Kurnianto Amin mengatakan bahwa saat banjir tikus berlarian dan dipastikan kecing. Air yang terkontaminasi dengan urin tikus mengandung bakteri dan berbahaya apabila terkena bagian tubuh yang terluka dari para korban banjir.
Menurut Kurnianto, bakteri yang terkandung di urin tikus bisa bertahan di derajat keasaman (pH) normal dengan jangka waktu 4 minggu. Masa inkubasi dari leptospirosis sendiri antara 2 sampai 3 minggu. "Harus dikenali gejala awal dari penyakit ini," ucapnya.
Pada gejala awal, kata Kurniato, biasanya penderita akan mengalami nyeri di kepala, nyeri otot, dan badan menggigil. Jika sudah dalam tahap lanjut, gejala terkadang disertai dengan adanya pendarahan, gagal ginjal, dan penyakit kuning.
Oleh karena itu, imbuh Kurnianto, jika ada warga korban banjir yang mulai kurang sehat segera datang ke pos-pos kesehatan atau puskesmas terdekat. "Kalau mulai kurang sehat langsung ke pos kesehatan atau puskesmas, biar bisa dideteksi lebih dini, kan gratis juga," tuturnya.
Ditambahkan Kurnianto, untuk tahap awal pengobatannya cukup mudah. Penderita hanya harus mengkonsumsi obat antibiotik. "Itu kalau awalnya saja minum antibiotik juga sembuh. Makanya jangan sampai parah," ucapnya.
Sebagai langkah pencegahan, lanjut Kurnianto, warga harus berhati-hati saat melewati genangan. Sementara itu, pihaknya sudah menyiapkan cairan antiseptik untuk lisoliasi saat banjir mulai surut. "Nanti kita lisoliasi, air sumurnya dikaporitisasi, dan setelah surut benar baru di fogging," tandasnya.
Jakarta (B2B) - Flooding that plagued Jakarta several weeks ago leaves various problems to the government as well as to flood victims. One of those problems is threat of diseases. And the disease which keeps threatening post flooding is leptospirosis which caused by rat urine.
“So, during flooding, rats were running everywhere, and they urinated. Thus, the water contaminated by rat urine contains bacteria. It is dangerous if someone with wounds on their body got exposed,” explained Head of South Jakarta Health Sub-Department, Kurnianto Amin, Saturday (2/1).
According to Amin, the bacteria contained in rat urine can survive in a normal degree of acidity (pH) in period of four weeks, and incubation time between 2-3 weeks.
For initial symptoms, leptospirosis sufferer would feel pain in the head, muscle ache, and chills. If the symptoms continue, the patient would suffer bleeding, renal failure, and jaundice.
“If you feel your body is not healthy, go directly to the nearest health post or community health center (Puskesmas). So, if there was any disease, it can be detected quick. Besides, it is free of charge (checking health to health post or Puskesmas),” he stated.
Amin disclosed that for early symptoms, the treatment for leptospirosis is quite easy, because the sufferer only needs to consume antibiotics. While as precaution, everyone must be really careful when walking through inundation. As for anticipation, his party has prepared antiseptics liquid to be spread (lisolisasi) when the flood receded.
“After we’re spreading the antiseptics liquid, well water will be given chlorine (kaporitisasi). And after the floodwater receded, we’ll do fogging,” he finished.
