Jakarta (B2B) - Hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia menyatakan pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto - Hatta Rajasa terus menurun dan mulai ditinggalkan para pendukungnya lantaran persepsi negatif publik terhadap reaksi dan sikap dalam merespon hasil penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan pasangan Jokowi - JK sebagai pemenang Pilpres.

LSI melansir dukungan terhadap Prabowo - Hatta saat ini hanya sekitar 30,39% sementara dukungan kepada Jokowi - JK mencapai 57,06%.

Peneliti LSI, Ade Mulyana menegaskan ada dua alasan utama yang mendorong elektabilitas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kian melorot. Pertama, karena pemilih keduanya adalah pemilih yang ragu-ragu dan lebih mudah mengubah pilihannya. Alasan kedua lantaran persepsi negatif publik terhadap reaksi dan sikap Prabowo-Hatta yang dinilai kurang legowo dan tidak simpatik dalam merespon hasil resmi KPU.

"Pemilih mereka umumnya berada di perkotaan dengan tingkat pendidikan yang baik. Mereka percaya pada hasil KPU dan menghormati hasil pilihan rakyat pada 9 Juli 2014 lalu," kata Ade Mulyana saat memaparkan hasil survei LSI di Jakarta, Kamis.

Padahal sebelumnya, kata Ade, pasangan Prabowo-Hatta berkali-kali menyatakan akan menerima hasil rekapitulasi suara nasional yang telah ditetapkan KPU.

Dia menjelaskan, dukungan untuk Prabowo-Hatta saat ini hanya sekitar 30,39 persen, sementara dukungan untuk Joko Widodo-Jusuf Kalla mencapai 57,06 persen. Ade yakin, perolehan suara itu tak akan berbeda jauh jika pemungutan suara ulang (PSU) dilakukan pada saat ini.

"Justru dukungan terhadap Jokowi yang makin menguat meski ada responden yang tidak menjawab sebesar 12,55 persen," kata Ade.