Lapan Belum Didukung Teknologi Canggih Pantau 20 Ribu Sampah Antariksa
Lapan Reveals 20,000 the Disused Rockets and Abandoned Satellites that Orbit of Indonesia
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengakui belum memiliki teknologi canggih yang memadai untuk membersihkan sekitar 20 ribu keping sampah antariksa yang melintas di atas ruang angkasa Indonesia.
"Lapan hanya dapat memantau pergerakan sampah di antariksa secara berkala untuk menghindari tabrakan dengan satelit Indonesia dan mengantisipasi adanya potensi jatuh ke bumi," kata Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin kepada pers usai penandatanganan kerjasama antarinstansi dan perguruan tinggi di Jakarta, Senin.
Dia mengakui, sampai saat ini Lapan belum memiliki peralatan teknologi yang memadai tapi usaha penelitian tetap diarahkan untuk menuju ke arah perbaikan ruang angkasa di atas wilayah Indonesia.
"Salah satu cara mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan mengadakan kerja sama seperti ini, karena kami juga akan banyak mendapat masukan ilmu," kata Thomas.
Menurutnya, bentuk kerjasama yang dimaksud adalah pemanfaatan teknologi antariksa untuk perencanaan pembangunan nasional, dengan menggandeng perguruan tinggi terkemuka seperti Universitas Udayana Denpasar di Bali, Universitas Ahmad Dahlan dan Unversitas Gajah Mada di DI Yogyakarta.
"Kerjasama dengan perguruan tinggi akan meningkatkan kemampuan teknologi Lapan sekaligus mengetahui potensi maritim Indonesia, dan membantu masyarakat menemukan sumber daya laut yang potensial," katanya.
Jakarta (B2B) - Indonesian Aeronautics and Space Agency, locally known as the Lapan admitted not have the sophisticated technology to overcome the 20,000 pieces of disused rockets and abandoned satellites that orbit of Indonesia, according to head of agency.
"We can only monitor the movement periodically to prevent collisions with our satellites, and anticipate potential fall to earth," the Head of Lapan, Thomas Djamaluddin told after signed the cooperation between agencies and universities here on Monday.
He admitted, until now Lapan not have adequate technological equipment, but research efforts continue to be directed toward improvements for space on the territory of Indonesia.
"One way is through cooperation like this, because we are also going to get a lot of feedback," Mr Djamaluddin said.
According to him, the form of cooperation with the utilization of space technology for national development planning, by cooperating with leading universities in Bali's Udayana University, University of Ahmad Dahlan and of University of Gajah Mada in Yogyakarta.
"Cooperation with universities will improve the ability of technology, while recognizing the potential of Indonesian maritime, and help people find the potential of marine resources," he added.
