Lebaran: Tunggu Hasil Sidang Itsbat Rabu Sore, kata Menteri Agama
Eid: Wait Ithbat Trial Results Wednesday Afternoon, Minister of Religious Said
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Sidang itsbat untuk menentukan Idul Fitri 1 Syawal 1434 H akan diadakan Rabu sore (7/8) di Kementerian Agama.
Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan sidang itsbat akan diawali dengan rukyat atau melihat bulan. Apabila hilal dapat terlihat Rabu sore (7/8) maka Lebaran ditetapkan Kamis (8/8).
"Kalau ternyata hilal tidak bisa terlihat di seluruh kawasan karena berbagai faktor seperti mendung tebal dan lain-lain, maka Idul Fitri akan ditetapkan pada Jumat (9/8).
Menurut Suryadharma, hal itu yang membedakan penganut hisab dengan rukyat. Penganut hisab akan langsung menentukan 1 Syawal sesuai hitungan falakiyah. Namun penganut rukyat tidak demikian, karena hisab hanya sekadar petunjuk awal kapan melaksanakan rukyah.
"Nanti kita akan lihat, apakah bulan atau hilal bisa terlihat atau tidak. Kalau terlihat, ya Lebaran. Tapi kalau tidak bisa terlihat karena mendung atau lain-lain, maka kita sempurnakan hitungan bulan Ramadan menjadi 30 hari,” katanya di Jakarta, Selasa (6/8).
Hadis Rasul
Pernyataan senada dikemukakan Ketua dan Kordinator Harian Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Dr KH Ma’ruf Amin bahwa penentuan Idul Fitri, seperti halnya awal Ramadan dilakukan melalui rukyah atau melihat bulan dengan mata telanjang. Kalau pun secara hisab memungkinkan untuk dilihat, tetap harus melihatnya pada waktunya sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
“Ya memang harus begitu. Ketentuannya dari Rasulullah adalah melihat bulan. Bukan menghitung atau menghisab. Karena itu, Rasulullah memberikan ketentuan lanjutan, bahwa kalau ternyata mendung sehingga hilal tidak bisa terlihat, maka hitungan bulan agar diistikmalkan (disempurnakan) 30 hari. Ini sudah ketentuan,” katanya.
Namun, baik Surya Dharma Ali maupun Kiai Ma’ruf Amin sama-sama memprediksi Idul Fitri tahun ini akan serentak dan bersamaan sesuai dengan perhitungan hisab. Yakni posisi hila sudah di atas dua derajat. Sedang batas minimal bagi kelompok penganut rukyah adalah minimal dua derajat, hilal memungkinkan untuk bisa dilihat.
Karena itu, meski sesuai hitungan hisab para ulama sudah sepakat Idul Fitri pada Kamis, 8 Agustus 2013, sidang itsbat yang dipimpin Menteri Agama akan tetap akan dilaksanakan pada Rabu, 7 Agustus 2013. Hal itu dilakukan karena cara menetapkan permulaan Ramadhan maupun Syawal harus melalui sidang itsbat. Sidang itsbat tersebut sesuai fatwa MUI.
“Sidang itsbat harus dilaksanakan, bukan masalah boros anggaran atau apa,” ujar Kiai Ma’ruf.
Hal itu berbeda dengan Muhammadiyah yang sudah menetapkan Idul Fitri pada Kamis (8/8) tanpa terlebih dahulu melakukan Sidang Itsbat.
“Muhammadiyah lewat keputusan Majelis Tajrih sudah menetapkan Idul Fitri akan jatuh pada 8 Agustus, karena pada 7 Agustus 2013 sudah terjadi konjungsi matahari, bumi dan bulan pada satu garis lurus,” paparnya seperti dilansir mui.or.id.
Jakarta (B2B) - The trial ithbat to determine Idul Fitri 1 Syawal 1434 H will be held Wednesday afternoon (7/8) at the Ministry of Religious Affairs.
Minister of Religious Suryadharma Ali said the trial ithbat, will be preceded by rukyat or look at the moon. If the moon is visible Wednesday afternoon (7/8) so Eid on Thursday (8/8).
"If the moon can not visible in the whole region, due to various factors such as heavy overcast and others, so Eid will be set on Friday (9/8).
He said that the thing that distinguishes the adherents of reckoning with rukyat. Adherents of hisab will directly determine the 1st Shawwal according falakiyah count. But adherents rukyat not so, because the hisab just beginning when implementing rukyah instructions.
"Later we will see, whether the moon or hilal can visible or not. If it visible, yes Lebaran. But if it can not visible due to cloudy or others, so count to 30 days of Ramadan," he said in Jakarta, Tuesday (6/8).
Hadith Messenger
Similar statement was made ��Chairman and Executive Coordinator Daily Indonesian Ulema Council (MUI) Centre, Dr KH ruf Amin that the determination of Eid, such as the beginning of Ramadan through rukyah or look at the moon. Even if the hisab allows visible, still have to see in time, as recommended by the Prophet Muhammad SAW.
"Yes it is. Provisions of the Messenger is look moon. Not counting or hisab. Therefore, Messenger gave further provision, that if it´s cloudy so hilal could not visible, so count to 30 days of Ramadan. This is the provision, "he said.
However, both Surya Dharma Ali and Kiai Ma´ruf Amin predicts Eid this year will be in accordance with the calculation of hisab. That is the position of the hilal in two degrees. While the minimum limit for the group rukyah adherents are two degrees, allowing hilal will be visible.
Therefore, though few scholars have agreed hisab Eid on Thursday, August 8, 2013, the trial led by Minister of Religious ithbat persist Wednesday, August 7, 2013. It was, as I set up the beginning of Ramadan and the 1st of Shawwal 1434 H ithbat have to go through the trial. The trial ithbat appropriate MUI fatwa.
"The trial ithbat must be implemented, not merely a matter of budget or anything," says Kiai Ma´ruf.
It is different from Muhammadiyah, Idul Fitri is set on Thursday (8/8) without going through the trial Itsbat.
"Muhammadiyah through Tajrih Assembly´s decision has set Idul Fitri on Aug. 8, because on August 7, 2013 occurred conjunctions sun, earth and moon in a straight line," he said as reported by mui.or.id.
