Jakarta (B2B) - Partai Demokrat bakal mendapat ´penalti´ dari masyarakat pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, apabila memilih ketua umum secara aklamasi terhadap kandidat ´karbitan´ melalui Kongres Luar Biasa (KLB) pada April mendatang.

"Partai Demokrat bakal dipenalti masyarakat pemilih pada Pemilu 2014. Bahkan perolehan suaranya tidak sampai 8,5%," kata pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro dalam diskusi bertajuk RUU Pemilu di Jakarta, Rabu (13/3).

Dia menilai, keinginan aklamasi memilih ketua umum pengganti Anas Urbaningrum dari kandidat tertentu, tak lepas dari trauma Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pendiri Partai Demokrat terhadap hasil kongres pada 2010 di Bandung, Jawa Barat.

"Bahkan sebetulnya kalau dibolehkan memilih, SBY tidak menginginkan KLB. Namun, karena KLB itu yang menjadi ketentuan partai, SBY tidak bisa mengelak," ungkapnya.

Menurut Siti Zuhro, fenomena ini membuktikan bahwa Demokrat partai besar yang sebenarnya tidak besar. Seharusnya, Demokrat sebagai partai politik pemenang Pemilu 2009, didukung kader yang hebat untuk memimpin partai.

"Ini juga membuktikan (orang-orang Demokrat) mengelola parpol tidak menggunakan pendekatan demokratis. Seharusnya kandidat berasal dari kader, bukan merupakan cangkokan," jelasnya.