Jokowi Dipuji SBY Dicerca, Partai Demokrat Sewot

Jokowi Praised Yudhoyono Reviled, Democrat Party Furious

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Jokowi Dipuji SBY Dicerca, Partai Demokrat Sewot
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Presiden SBY (Sketsa: metrotvnews.com)

Jakarta (B2B) - Partai Demokrat memprotes pernyataan dari Pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia, Palti Panjaitan, yang membandingkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam penanganan kasus intoleransi. Jokowi yang hanya sebatas Gubernur dinilai tak bisa dibandingkan dengan SBY yang sudah menjadi Presiden.

"Apalagi Pak SBY dibandingkan dengan Jokowi. Bayangkan Presiden dibandingkan gubernur yang baru saja menjabat. Tidak pantas," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf di gedung parlemen Senayan Jakarta, Senin (30/9).

Menurut Nurhayati, ketika seorang pemuka agama membandingkan SBY dengan Jokowi, maka bangsa Indonesia harus mempertanyakan hal itu. Ia merasa pernyataan Pendeta Palti Panjaitan itu bermakna politis. "Ini enggak fair."

Terkait sikap Presiden SBY yang dianggap tidak berbuat banyak dalam menangani kasus intoleransi, Nurhati menyatakan, hal tersebut sama sekali tidak benar. Ia menyebutkan, toleransi antar-umat beragama di Indonesia adalah yang paling baik.

"Kalaupun ada masalah satu dua, itu wajar karena hal ini terjadi di mana-mana, di seluruh dunia," ujar anggota Komisi VIII DPR yang membawahi masalah keberagaman itu.

Sebelumnya diberitakan, Pendeta HKBP Filadelfia, Palti Panjaitan, menyampaikan keprihatinannya dengan sejumlah tindakan intoleransi di Tanah Air. Ia mengatakan, Presiden SBY seharusnya belajar dari Jokowi soal toleransi yang dinilainya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi beragama selama hampir setahun menjabat, seperti dilansir kompas.com.

Salah satunya, kata Palti, sikap Jokowi merespons penolakan warga atas penempatan Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Susan mendapatkan penolakan dari sekelompok warga karena alasan agama yang dianutnya.

"Statement Jokowi jelas, Lurah Susan tidak akan dipindah karena isu agama. Tapi kalau kinerja jelek baru akan dipindah," kata Palti di Jakarta, Senin (30/9).

Jakarta (B2B) - Democrat Party protested the statements of Reverend Batak Protestant (HKBP) Filadelfia, Palti Panjaitan, who compared President Susilo Bambang Yudhoyono, with Jakarta Governor Joko Widodo in handling cases of intolerance. Jokowi who served the governor, can not be compared with Yudhoyono as President.

"Mr Yudhoyono compared with Jokowi? Imagine, the president compared the governor who had just served. Inappropriate," said Vice Chairman of Democrat Party Nurhayati Ali Assegaf at the parliament building Senayan in Jakarta, Monday (30/9).

According Nurhayati, when a religious leader who compares Yudhoyono with Jokowi, the Indonesian people have questioned it. She was accused the Rev. Palti Panjaitan statement was politically meaningful. "This baseball is fair."

Related attitudes President Yudhoyono considered neglect cases of intolerance, Nurhati stated, it absolutely not true. She was mentions, inter-religious tolerance in Indonesia is the most excellent.

"Even if there are one or two problems, it is reasonable because this happens everywhere, all over the world," said a member of the House of Representatives Commission VIII overseeing the diversity issue.

Previously reported, Reverend HKBP Filadelfia, Palti Panjaitan, expressed his concern with a number of acts of intolerance in Indonesia. He said President Yudhoyono should learn from Jokowi about tolerance judged upholds the values ��of religious tolerance for almost a year in office, as reported by kompas.com.

One of these, said Panjaitan, Jokowi attitude when responded citizens´ rejection Susan Jasmine position as Village Head Lanteng Agung, South Jakarta. Jasmine was rejected by local residents because of their religion is different from the majority of local residents.

"Jokowi is clear statement, Village Head Jasmine will not be moved because of religious issues. But if its performance poor, it will be moved," says Palti in Jakarta, Monday (30/9).