Jokowi Akui `Sport Jantung` Lintasi Jembatan Gantung Reyot
Jokowi Scared of Passing Decrepit Hanging Bridge
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Intan Permata Sari
Jakarta (B2B) - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sempat ketar-ketir ketika mencoba jembatan gantung reyot yang menghubungkan Srengsengsawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan dengan kawasan Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/12). Setelah menguji kekuatan jembatan, Jokowi menyumbangkan uang sebesar Rp20 juta untuk perbaikan jembatan.
Kondisi jembatan yang membentang di atas Kali Ciliwung itu, sangat memprihatinkan. Beberapa tali slingnya terlihat sudah putus. Bambunya pun sudah dimakan usia. Begitu pun lembaran tong yang dijadikan sebagai pijakan terlihat sudah banyak yang berlubang.
"Sport jantung juga. Deg-degan campur ngeri. Saya nggak bisa ngebayangin kalau anak-anak yang naik. Ini soal keselamatan warga," kata mantan walikota Solo ini usai meniti jembatan gantung tersebut.
Sebelum meninggalkan jembatan, Jokowi memang sempat menyerahkan amplop berisi uang tunai kepada Ketua RT 11/02 Srengsengsawah. Jokowi menyerangkan bantuan uang Rp 20 juta dari kantong pribadinya. Warga juga ternyata sudah memiliki uang dari bantuan proposal sebesar Rp 50 juta. Sehingga sudah terkumpul uang sebanyak Rp 70 juta.
Jakarta (B2B) - Governor of DKI Jakarta, Joko Widodo, once was scared of passing a decrepit hanging bridge connecting Srengsengsawah, Jagakarsa, South Jakarta and Depok, West Java on Saturday (8/12). After testing the bridge’s strength, Jokowi donates Rp 20 million to renovate the bridge.
The bridge over Ciliwung river is very poor in terms of condition. Some of the ropes are loose. The bamboos are weathered by years, and so is the bridge, with holes in it.
“My heart beat fast, I was scared. I could not imagine if children pass on it. This is matter of safety,” says the former Mayor of Solo after passing the bridge.
Before leaving the area, Jokowi gave some cash to Head of RT 11/02 Srengsengsawah. He donated Rp 20 million. People already have some Rp 50 million from proposal aid, hence they have Rp 70 million in cash.
