Presiden Jokowi Minta Rakyat Bersabar, Pembangunan Butuh Proses

Widodo Asked Indonesian People be Patient, Development Takes the Process

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Presiden Jokowi Minta Rakyat Bersabar, Pembangunan Butuh Proses
Presiden Jokowi saat hadir dalam Jambore Relawan, di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur pada Sabtu (Foto: Setkab)

Jakarta (B2B) - Presiden RI Joko Widodo meminta rakyat Indonesia untuk bersabar karena pencapaian target pembangunan nasional membutuhkan proses, antara lain mengubah pola subsidi yang semula bersifat konsumtif menjadi produktif dengan membangun infrastruktur dan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan.

“Mengubah dari sesuatu yang nyaman tidak nyaman memang berat,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri Jambore Komunitas Juang Relawan Jokowi di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur pada Sabtu (16/5).

Jokowi menambahkan, selama beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia dimanjakan dengan subsidi bahan bakar minyak (BBM), padahal nilai subsidi sangat besar yang mencapai Rp300 triliun dalam setahun dan hal itu berlangsung selama bertahun-tahun.

"Kenapa dipangkas? Karena akan dialihkan kepada hal-hal yang produktif karena kita tidak mau masyarakat semakin konsumtif," kata Jokowi.

Presiden juga menyinggung tentang kenaikan harga beras dan pemerintah didesak untuk melakukan impor beras. "Kenapa naik karena ada desakan agar kita impor, harga pasti jatuh, mau buat kebijakan mudah, gampang impor beras harganya hanya Rp4 ribu per kg, tapi petani makan apa?"

Jokowi menegaskan ke depan, pemerintah akan fokus pada infrastruktur dan diyakininya apabila pelabuhan sudah baik, kereta api tersedia di Papua, Kalimantan dan Sumatera maka distribusi akan lebih mudah dan harga kebutuhan pokok menjadi lebih murah.

"Saya mita masyarakat dapat mendukung kebijakan pemerintah untuk mengalihkan subsidi ke sektor produktif maka penderitaan masyarakat akan berkurang di masa mendatang," kata Jokowi.

Jakarta (B2B) - The Indonesian President Joko Widodo asked the Indonesian people to be patient, because development takes the process, especially changing the subsidy to be productive by building infrastructure and helping poor communities.

"Changing habits comfortable being uncomfortable is heavy," Presiden Widodo said at the meeting of his supporters in Cibubur Camping Ground, East Jakarta on Saturday (16/5).

President Widodo added over the last few years the Indonesian people fall asleep on fuel subsidies, whereas very large budget or about 300 trillion trillion in a year and it lasts for years.

"Why is cut? Because it will be diverted to the things that are productive because we do not want people getting consumptive," Widodo said.

President also mentioned the increase in rice prices and urged the government to import rice. "Why is the price of rice increased because there is pressure to import, the price would have fallen, easy policy, imported rice only four thousand rupiah per kg, but the farmers lose money?"

He ensured that the government will focus on building infrastructure, which he believed if the port is already good, trains are available in Papua, Kalimantan and Sumatra, then the distribution of goods will be easier and price of basic commodities become cheaper.

"I ask the people's support to divert subsidy budget to productive sectorsso suffering of the people will be reduced in the future," Widodo asked.