Media Asing Sorot Siswa Seminari di Flores Dihukum Makan Kotoran Manusia

Two Students are Expelled for Forcing 77 other Pupils to Eat Human Faeces at a Catholic School in Indonesia

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Media Asing Sorot Siswa Seminari di Flores Dihukum Makan Kotoran Manusia
Siswa yunior yang akan menjawab bagaimana tas itu sampai di sana, dia dilaporkan mengambil sendok dan memaksa seluruh siswa memakan tinja [Foto: MailOnline]

DUA SISWA senior di sekolah seminari di Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT] telah dikeluarkan dari sekolah setelah keduanya memaksa 77 siswa junior makan kotoran manusia [tinja].

Tindakan tidak bermoral tersebut terjadi di sekolah Seminari Menengah Santa Maria Bunda Segala Bangsa [BSB] Maumere di Kabupaten Sikka. 

Sebagian besar siswa junior baru berusia 12 tahun.

Seorang siswa senior yang tidak disebutkan namanya menemukan sebuah kantong plastik penuh dengan kotoran di ruang ganti siswa kelas tujuh.

Ketika tidak ada murid yunior tidak mau mengaku siapa yang menyembunyikan tinja tersebut ada di lemari, dia dikabarkan mengambil tinja dengan sendok dan memaksa seluruh siswa yunior untuk makan tinja.

Siswa yunior yang akan menjawab bagaimana tas itu sampai di sana, dia dilaporkan mengambil sendok dan memaksa seluruh siswa memakan tinja.

Seorang bocah lelaki yang tidak disebutkan namanya mengatakan, 'Kami terpaksa menerimanya. Itu menjijikkan, tapi kami tidak bisa menolak. '

Laporan media setempat mengatakan bahwa tinja itu milik siswa berusia tujuh tahun yang tidak dapat sampai ke toilet pada waktunya dan malah buang air di kantong plastik.

Kelas diperintahkan untuk tetap diam tentang kejadian itu tetapi satu siswa melaporkan kasus tersebut kepada orang tuanya yang kemudian komplain kepada pemimpin sekolah.

Seorang anak lelaki bernama Arnold mengklaim bahwa para siswa yang lebih tua secara fisik telah melecehkan mereka sebelumnya.

Kepala sekolah Pastor Deodatus Du'u mengatakan bahwa seminari telah menyampaikan permohonan maaf kepada orang tua siswa seraya memastikan bahwa kedua siswa senior yang bertanggung jawab atas insiden tersebut telah dikeluarkan.

Namun, dia juga tampak membenarkan tindakan mereka.

'Istilah' makan 'yang digunakan oleh media tidak akurat. Apa yang sebenarnya terjadi adalah salah seorang senior menyentuh bibir dan lidah siswa kelas tujuh dengan sendok berisi tinja, 'katanya.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, menyarankan bahwa kedua siswa tersebut bahkan mungkin menghadapi masalah hukum berdasarkan undang-undang perlindungan anak, dan mendesak orang tua korban untuk menjadikannya masalah polisi.

"KPAI menyatakan keprihatinannya terhadap 77 siswa yang dipaksa makan tinja," kata Listyarti seperti dilansir MailOnline.

TWO SENIOR students at a Catholic school in Indonesia have been expelled after they force-fed 77 younger pupils human faeces with a spoon.

The degrading act took place at the Mother of All Nations Catholic seminary school in the southern Indonesian province of East Nusa Tenggara.

Most of the younger group were only 12-years-old.

An unnamed senior student found a plastic bag filled with excrement in the year-seven students' changing rooms.

When none of the younger pupils would answer how the bag got there he reportedly picked up a spoon and made the entire class eat faeces against their will. 

One unnamed boy said: 'We just gave in and accepted it. It was disgusting, but we weren't able to resist.'

Local media reports said that the faeces belonged to a year-seven student who was unable to make it to the toilet in time and relieved himself in the plastic bag instead.

The class was told to keep quiet about the incident but one student reported the bullies to his parents who then complained to school leaders.

A boy called Arnold claimed the older students had physically abused them in the past.

School head Father Deodatus Du'u said the seminary had issued an apology to the parents while confirming that both students responsible for the incident have been expelled.

However, he did also appear to justify their actions.

'The term 'eat' used by the media is inaccurate. What actually happened was one of the seniors touched the lips and tongues of the year-seven students with a faeces-filled spoon,' he said.

The commissioner of the Indonesian Children's Protection Commission (KPAI), Retno Listyarti, suggested that the two students may even face legal trouble under child protection laws, and urged the victims' parents to make it a police matter.

'The KPAI expresses its concern for the 77 students who were forced to eat faeces,' said Listyarti.