Jokowi Tolak Bank Dunia, karena Ruwet dan Rewel

Jokowi Reject the World Bank, as Intricate and Fussy

Reporter : Rahmat Kartolo
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu


Jokowi Tolak Bank Dunia, karena Ruwet dan Rewel
Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) Foto: merdeka.com

Jakarta (B2B) - Dukungan Bank Dunia untuk mendukung dana pembangunan sangat dinantikan. Namun di DKI Jakarta, Bank Dunia ditolak kehadirannya oleh Gubernur Joko Widodo (Jokowi) yang memilih memanfaatkan dukungan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pembangunan infrastruktur di ibukota RI.

"Jumlah pinjamannya nggak seberapa besar tapi urusannya berbelit-belit ke Bank Dunia," kata Jokowi.

Menurutnya, Bank Dunia terlalu mencampuri proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Pasalnya, proyek tersebut juga akan merelokasi warga yang bermukim di bantaran kali.

"Rumit. Misalnya cara relokasi warga yang tinggal di pinggir, harus dijamin hak-haknya, ya pasti kalo itu tapi ya jangan dirinci-rinci kemudian dipastikan jangan lebih miskin dari itu. Ya pastilah, Kita ini bapaknya mereka kok"  tambah Jokowi.

Menurutnya, JEDI merupakan program penanggulangan banjir yang digagas oleh Fauzi Bowo, program tersebut dilakukan dengan mengeruk sungai di Jakarta seperti Ciliwung, Gunung Sahari Drain, Waduk Melati, Saluran Gresik, dan Thamrin-Cideng Drain.

Jokowi mengakui kerjasama yang akan dilakukan bersama BUMD dan BUMN nantinya akan dimulai secara step by step dalam upaya mampu bekerja sendiri tanpa mengharapkan bantuan asing.

"Perlahan kita laksanakan secara baik dan bertahap sehingga kegiatan ekonomi benar-benar dilakukan dari potensi yang ada. Nggak usah selalu minta bantuan asing, kalau kita bisa mencarinya sendiri untuk kepentingan rakyat," ungkap Jokowi di Jakarta, belum lama ini.

Jakarta (B2B) - World Bank Support to support building fund highly anticipated by many parties. But in Jakarta, the World Bank rejected his presence by Governor Joko Widodo (Jokowi) who choose to utilize the support of the Regional Owned Enterprises (ROEs)) and the State-Owned Enterprises (SOEs) in the development of infrastructure in the capital of Indonesia.

"The number of loans not huge but convoluted affairs with the World Bank," said Jokowi.

According to him, the World Bank too intrusive the Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Because the project will also relocate residents who live on the river bank.

"It's complicated. Example how to relocate the people living in the river, must be guaranteed their rights, yes for sure if it is but yeah not specified-detail then certainly not poorer than it was. Yeah surely, We are their fathers anyway" added Jokowi.

According to him, JEDI is a flood control program was initiated by Fauzi Bowo, the program was conducted to dredge rivers in Jakarta as Ciliwung, Gunung Sahari Drain, Melati Reservoir, Channel Gresik, and Thamrin-Cideng Drain.

According to him, JEDI is a flood control program was initiated by Fauzi Bowo, the program was conducted to dredge rivers in Jakarta as Ciliwung, Gunung Sahari Drain, Melati Reservoir, Channel Gresik, and Thamrin-Cideng Drain.

Jokowi recognize that cooperation will be carried out with state-owned enterprises and later will start step by step in order to be able to work alone without expecting foreign aid.

"Slowly we are doing well and gradually so that economic activity actually performed of the potential that exists. No need to always ask for foreign help, if we can look it up yourself for the benefit of the people," said Jokowi in Jakarta, recently.