Barantan Dorong Peningkatan Ekspor PKE, 2015 Capai 425 Ribu Ton

Indonesia Drive Up Exports of Palm Kernel Expeller

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Barantan Dorong Peningkatan Ekspor PKE, 2015 Capai 425 Ribu Ton
Kunjungan ke gudang PKE Sinar Mas di Bandar Lampung dipimpin oleh Kasubbag Humas Barantan, Mohammad Arief didampingi Kasubbag Humas Media Online Kementan, Budi Wibowo (Foto2: Humas Barantan/Ilham K Setiawan)

Bandar Lampung (B2B) - Nilai ekspor limbah biji kelapa sawit atau palm kernel expeller (PKE) hingga Mei 2016 mencapai 124.970 ton yang sebagian besar diekspor melalui Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung di Provinsi Lampung di bawah kontrol dan kendali Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, sementara total ekspor PKE dari 18 perusahaan yang diregistrasi oleh Barantan hingga 2015 mencapai 425.072 ton.

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Barantan, Antarjo Dikin mengatakan setelah Barantan merintis dan mengembangkan peluang ekspor PKE ke Selandia Baru pada 2009, total ekspor PKE pada 2010 mencapai 60.547 ton, kemudian meningkat menjadi 98.331 ton pada 2011, ekspor PKE pada 2012 mencapai 132.638 ton, dan 142.956 ton pada 2013.

"Ekspor PKE meningkat drastis hampir tiga kali lipat menjadi 519.880 ton pada 2014 namun kemudian turun menjadi 425.072 ton pada 2015, dan hingga Mei 2016 baru mencapai 124.970 ton," kata Antarjo Dikin kepada pers pada kegiatan Press Tour di Bandar Lampung pada Rabu malam (25/5).

Tampak hadir pada kegiatan Press Tour Barantan di Provinsi Lampung adalah Kepala Subbagian Humas Barantan, Mohammad Arief; Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Elya Rusmaini; Kepala Subbagian Humas Media Elektronik Kementan, Budi Wibowo dan dan Anak Agung Oka Mantra yang mewakili Kepala Balai Karantina Lampung.

Dari 18 eksportir PKE maka perusahaan eksportir terbesar adalah PT Sumber Indah Perkasa, anak perusahaan kelompok usaha Sinar Mas dan sempat dikunjungi oleh para jurnalis dari Jakarta dan Lampung dalam kegiatan Press Tour pada Kamis pagi (26/5). Eksportir PKE yang dilayani Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Lampung adalah PT Tunas Baru Lampung Tbk yang berada di Bandar Lampung. Dua eksportir besar lainnya adalah PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Sari Dumai Sejati di bawah kendali layanan Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Pekanbaru, Provinsi Riau.

Barantan Fasilitasi Ekspor PKE
Barantan Kementan menjadi fasilitator ekspor PKE yang digunakan bahan baku pakan ternak dengan mengeluarkan Sertifikat Phytosanitary bagi para eksportir di seluruh Indonesia.

"Sertifikat karantina yang dikeluarkan oleh Barantan wajib dipatuhi oleh eksportir, yang merupakan sertifikat kesehatan tumbuhan dan dikeluarkan oleh Pusat Karantina Tumbuhan Barantan sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh badan karantina dari negara tujuan ekspor komoditas tersebut," kata Antarjo Dikin.

Menurutnya, PKE merupakan ampas atau sisa dari industri minyak sawit, sementara bungkil inti sawit digunakan untuk komponen pakan ternak pengganti jagung dengan harga Rp800 per kg.

Bandar Lampung (B2B) - The export value of palm kernel expeller (PKE) of Indonesia until May 2016 reached 124,970 tons, mostly exported through the Port of Panjang in Bandar Lampung of Lampung province under the control of the Indonesia Agriculture Quarantine Agency (IAQA) of the Agriculture Ministry, while PKE total exports of 18 companies registered by  Indonesia government in 2015 reached 425,072 tonnes.

The Head of Plant Quarantine and Biosafety of IAQA, Antarjo Dikin after IAQA open up and develop export opportunities PKE to New Zealand in 2009, total exports in 2010 reached 60,547 tonnes, then increased to 98,331 tonnes in 2011, in 2012 reaches 132,638 tonnes, and 142,956 tonnes in 2013.

"Exports of PKE then increased three-fold, to 519,880 tonnes in 2014 but then fell to 425,072 tonnes in 2015, and until May 2016 reached 124,970 tonnes," Mr Dikin told reporters here on Wednesday night (5/25).

Attended in the IAQA Press Tour in Bandar Lampung is the Head of Subdivision of IAQA, Mohammad Arief; Head of Plantation Lampung Province, Elya Rusmaini; Head of Public Relations Subdivision of the Agriculture Ministry, Budi Wibowo and Anak Agung Oka Mantra which represents the Head of IAQA´s Lampung Province.

There are 18 exporters of PKE, the largest exporter is the Sumber Indah Perkasa Corp. who was a subsidiary of Sinar Mas Group, which was visited by journalists from Jakarta and Lampung on Thursday morning (26/5). Another exporters of PKE who was served by the IAQA´s Lampung Office is Tunas Baru Lampung Tbk in Bandar Lampung. Two other major exporters are Wilmar Nabati Indonesia Corp. and Sari Dumai Sejati Corp. under the control services of IAQA´s Riau Office in Pekanbaru city.

Exports Facilitation of IAQA become facilitators of the PKE by issuing export of Phytosanitary Certificate for exporters across Indonesia.

"Quarantine certificate issued by the IAQA must be obeyed by the exporter, which is a plant health certificate issued by the Plant Quarantine Centre of IAQA according to the regulations issued by the quarantine agency in the country of export destination," Mr Dikin said.

According to him that the PKE is product of extracted waste of kernel and may potential animal feed with the high content of protein at a price of 800 rupiah per kg.