Pelayanan Prima Karantina Ekspor Akan Diluncurkan Pagi Ini di Tanjung Emas Semarang

The Excellent Service of Export Quarantine in Semarang`s Tanjung Emas Will Launch This Morning

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pelayanan Prima Karantina Ekspor Akan Diluncurkan Pagi Ini di Tanjung Emas Semarang
Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini saat blusukan ke fasilitas karantina pertanian di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta belum lama ini (Foto: istimewa)

Semarang, Jawa Tengah (B2B) - Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Banun Harpini dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pagi ini, Jumat (12/12) dijadwalkan akan meluncurkan Pelayanan Prima Karantina Ekspor dan Permohonan Pemeriksaan Karantina (PPK) dalam Kerangka Indonesia National Single Window (INSW) di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. Turut hadir Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas  I Semarang, Heru Wahyupraja.

Kementerian Pertanian menginisiasi peluncuran Single Sign On (SSO) Karantina dan Layanan Elektronik (e-Services) Perizinan Terintegrasi dalam kerangka INSW dan telah diluncurkan pada pertengahan November 2013, dan BKP Kelas I Semarang (Tanjung Emas) akan terintegrasi dengan sistem INSW pada lima unit pelaksana teknis (UPT) yang meliputi Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok, BBKP Surabaya (Tanjung Perak), BBKP Belawan (Medan), dan BBKP Soekarno-Hatta (Jakarta).

Sebagaimana diberitakan, Banun Harpini mengatakan sistem elektronik terintegrasi ini terkait erat dengan kepentingan ekspor dan impor komoditas hortikultura, yang dapat ditelusuri (traceable) oleh pengguna jasa layanan.

"Pengekspor maupun pengimpor akan tahu tentang dokumen dan produknya. Termasuk untuk mengetahui tentang produk yang boleh diimpor, karena sudah tersedia datanya secara lengkap melalui sistem yang terintegrasi," kata Kepala Barantan.

"Dengan adanya pelayanan terpadu ini, maka unsur-unsur penting dalam pelayanan terpenuhi mulai dari transparansi, akuntabel dan murah," katanya lagi.

Keberadaan e-Services dalam kerangka INSW di Kementan ditujukan untuk meningkatkan kecepatan proses semua layanan, khususnya yang terkait ekspor impor komoditas pertanian.

"Tujuannya dapat meminimalisir waktu dan biaya dalam penanganan komoditas pertanian, meningkatkan validitas dan akurasi data atau informasi serta menjadi instrumen pengawasan atas seluruh layanan yang diberikan," kata Banun.

Dengan demikian, produk ekspor pertanian Indonesia menjadi lebih berdaya saing, pelaksanaan preferensi perdagangan akan lebih terkendali, penyelundupan dan gagguan impor lainnya dapat lebih diatasi.

Semarang, Indonesia (B2B) - The Head of Indonesian Agricultural Quarantine Agency, Banun Harpini and Central Java Governor, Ganjar Pranowo this morning on Friday (12/12) was scheduled to launch the Excellent Service Export Quarantine and Quarantine Inspection Request in the framework of Indonesia National Single Window (INSW) at Semarang´s Tanjung Emas Port of Central Java. Also attended by the Head of Semarang´s Agricultural Quarantine, Heru Wahyupraja.

The Indonesian Agriculture Ministry The Ministry of Agriculture initiated the launch of Single Sign On (SSO) Quarantine and Electronic Services (e-Services) Licensing Integrated within the framework of INSW and was launched in mid-November 2013, and Semarang´s Agricultural Quarantine in Tanjung Perak Port will be integrated to INSW system in with Jakarta´s Agricultural Quarantine of Tanjung Priok Port, Surabaya´s Agricultural Quarantine, Medan´s Belawan Agricultural Quarantine and Jakarta Soekarno-Hatta Agricultural Quarantine.

As reported, Mrs Harpini said Integrated electronic systems is closely related to export and import of horticultural commodities, which can be traced by the users of the service.

"Exporters and importer will know about the document and its products, including to find out about products that allowed to are imported, because the data is available through an integrated system," she said.

"With these integrated services, the essential elements in the service are met from the transparency, accountability and inexpensive," Mrs Harpini said.

The existence of e-Services in the Agriculture Ministry of INSW framework intended to improve speed of the process all services, particularly in relation to the export and import of agricultural commodities.

"The goal is to minimize the time and cost of handling agricultural commodities, improve the validity and accuracy of data or information, and become an instrument of control over the entire service," Mrs Harpini said.

Thus, the export of Indonesian agricultural products can compete in foreign countries, the implementation of the trade preferences would be more restrained, smuggling and import barriers can be overcome.