Gandeng Multistakeholders, Kementan Wujudkan Ekosistem Wirausaha Pertanian Pedesaan

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Gandeng Multistakeholders, Kementan Wujudkan Ekosistem Wirausaha Pertanian Pedesaan
POLBANGTAN BOGOR: Webinar MAF bertujuan memfasilitasi para pemuda pedesaan serta sosialisasi program pertanian dalam hal wirausaha di BPP Nagrak selaku BDSP Program YESS di Kabupaten Sukabumi, Jabar.

Sukabumi, Jabar [B2B] - Program Youth Entrepreneurship And Employment Support Services [YESS] merupakan kerjasama Kementerian Pertanian RI dengan International Fund for Agriculture Development [IFAD] yang menyasar para pemuda di pedesaan untuk berwirausaha di bidang pertanian.

Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Bogor selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Program YESS di Provinsi Jawa Barat secara rutin menggelar webinar Millennial Agriculture Forum [MAF].

Webinar MAF bertujuan memfasilitasi para pemuda pedesaan serta sosialisasi program pertanian dalam hal wirausaha seperti webinar MAF yang digelar di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Nagrak selaku Business Development Services Provider [BDSP] Program YESS di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada Rabu [17/4].

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman meyakini SDM pertanian yang inovatif dan memiliki gagasan kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern.

"Regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera direalisasikan bersama. Pendidikan vokasi berperan penting menghasilkan petani muda berjiwa wirausahawan," katanya.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa peningkatan produktivitas pertanian dilakukan melalui peningkatan kualitas, kapasitas, dan pengetahuan SDM pertanian baik penyuluh maupun petani.

"Ke depan, petani milenial harus mampu merefleksikan semangat kebangkitan dan kejayaan negara agraris sebagai jalan dan upaya pemerintah menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia," katanya.

Plh Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto mengatakan webinar MAF adalah ajang mempertemukan para petani muda untuk saling bertukar ilmu baik dalam hal budidaya, maupun pemasaran dan permodalan.

Untuk itu, MAF Edisi Sukabumi mendatangkan perwakilan pemerintah setempat dari Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah [Beplitbangda] Pemkab Sukabumi, Bank Mandiri selaku permodalan dan penerima manfaat Program YESS.

Project Manager YESS PPIU Jawa Barat, Aminuddin Alfat mengatakan bahwa Program YESS di Jawa Barat saat ini sudah menyasar kurang lebih 60 ribu penerima manfaat.  

“Tentunya, ini menjadi modal bagaimana kita bisa membangkitkan perekonomian di Jawa Barat melalui jalur pertanian,” katanya.

Menurutnya, Program YESS akan berakhir pada Desember 2024, namun pendampingan pada petani muda masih sangat dibutuhkan. Untuk itu, dukungan stakeholders di daerah maupun pihak dinas masih sangat diharapkan dapat terus terjalin sebagai pendampingan para petani muda untuk memajukan pertanian.

PPIU Jawa Barat
Deputi Teknis Komponen 3 PPIU Jawa Barat, Lukman Effendy mengatakan bahwa dukungan lembaga keuangan dalam ekosistem pertanian di pedesaan, bertujuan mewujudkan ekosistem kewirausahaan pertanian di pedesaan melalui kerjasama multi stakeholder secara mandiri berkelanjutan.

“Diharapkan ke depan, tetap berkontribusi dalam kegiatan membina petani muda yang saat ini tahapannya bukan hanya individual, juga menyasar klaster hingga korporasi," katanya.

Lukman menambahkan, dukungan dari setiap pihak di kabupaten dan dinas terkait sungguh dibutuhkan. Termasuk juga dukungan dari penerima manfaat yang sudah berhasil.

"Kegiatan yang sudah ada sekarang diharapkan dapat tetap berjalan. Keberlanjutan itu mudah-mudahan dapat terus dipertahankan,” ungkapnya lagi.

Menurutnya, petani membutuhkan modal untuk mengoptimalkan usaha taninya. Pertanian Indonesia didominasi oleh pertanian rakyat mulai dari ekonomi menengah kebawah. Pemerintah meluncurkan berbagai skema kredit program seperti Kredit usaha Rakyat [KUR].

Eri Abimanyu dari Bank Mandiri Cabang Cibadak, Sukabumi mengatakan bahwa dukungan lembaga keuangan dikhususkan untuk rakyat. Bank Mandiri selaku BUMN atau pemerintah memfasilitasi permodalan usaha rakyat melalui program KUR.

“KUR Mikro dengan bunga tiga persen untuk pinjaman hingga Rp10 juta selama satu tahun. Kalau pinjaman naik lebih dari Rp10 juta maka bunga 6% dengan ketentuan KUR usaha sudah berjalan selama enam bulan untuk usaha minimum selama dua tahun,” pungkas Eri.

Sementara Indra Leksono dari PT Semen Jawa mengatakan bahwa Gerakan Desa Berdikari [Gesari] memiliki program pemberdayaan masyarakat dijalankan berdasarkan aspirasi dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di antaranya di bidang pertanian dan peternakan.

“Selain memberikan modal, kami juga memberikan reward jika ada kelompok tani yang maju dan mandiri berupa semen dan uang tunai senilai Rp10 juta. Bersumber dari dana Corporate Social Responsibility atau CSR kami,” katanya. [wisda/timhumas polbangtanbogor]

Sukabumi of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.