Siswa SMKPP Kementan Recycle Hand Sprayer Bekas Jadi Alat Penugal Pupuk

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Siswa SMKPP Kementan Recycle Hand Sprayer Bekas Jadi Alat Penugal Pupuk
SMK-PPN SEMBAWA: Siswa SMK-PPN Sembawa, Wendi Prastio (tengah) me-recycle hand sprayer menjadi alat penugal pupuk kimia dibimbing guru produktif, Yoniar Effendi dan Aris Farianto.

Sembawa, Sumsel [B2B] - Untuk meningkatkan pendapatan usaha tani, SMKPP yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian melakukan beberapa cara, antara lain dengan meningkatkan produktivitas tanaman, meningkatkan nilai dan harga jual prodak serta dengan jalan menurunkan Harga Pokok Penjualan [HPP].

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun menyatakan bahwa sektor pertanian harus didorong menjadi subsektor ekonomis yang maju, mandiri dan modern. 

“Dan hal tersebut harus didukung oleh kapasitas SDM Pertanian yang professional, mandiri dan berdaya saing,” ujar SYL.

Sebelumnya, Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP menyatakan optimis pendidikan vokasi Kementan dapat mencetak petani milenial berkualitas. 

"SDM yang tentunya berdaya saing tinggi, berkompetensi dan jeli melihat potensi pasar," katanya.

HPP adalah seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa yang dijual, walaupun harga produk yang dijual tidak begitu tinggi harganya, akan tetapi bila HPP-nya rendah, petani akan tetap mendapatkan keuntungan yang cukup baik bahkan produknya bisa bersaing dengan produk yang sama kualitasnya tetapi harga jualnya yang lebih tinggi.

Dalam berusaha tani HPP dapat di turunkan dengan menekan biaya ongkos tenaga kerja, baik itu tenaga kerja untuk penanaman sampai dengan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan tanaman berupa pemupukan. Selama ini dilakukan secara manual, pupuk diberikan dalam larikan tanaman dengan menggunakan bantuan tangan. 

Kegiatan ini dirasakan memerlukan tenaga yang cukup banyak bila dilakukan pada satuan luas tanam yang luas, sehingga akan mengakibatkan tingginya biaya [upah] tenaga kerja.

Peluang inilah yang mendasari siswa SMKPP Negeri Sembawa tingkat XII Agribisnis tanaman Pangan Hortikulutra, Wendi Prastio di bawah bimbingan guru produktif Yoniar Effendi dan Aris Farianto, Wendi me-recycle hand sprayer yang rusak dikombinasikan dengan bahan lain sehingga menjadi alat penugal pupuk kimia.

Wendi menyampaikan efisiensi alat penugal pupuk ini. “Dengan pembuatan alat ini akan lebih menghemat waktu dan tenaga dalam proses pemupukan pada areal yang luas, serta biaya tenaga kerja yang di keluarkan, sehingga akan menekan biaya HPP serta proses pembuatan alat ini hanya memakan waktu satu sampai dua jam saja,” ujar Wendi.

Menurutnya, hal ini memudahkan proses pemberian pupuk pada tanaman budidaya pada areal yang luas sehingga akan mengurangi biaya tenaga kerja.

“Prinsip kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan gaya grafitasi, pupuk yang didalam hand sprayer kosong. Pupuk Kimia yang berada di hand sprayer memiliki potensi untuk mengalir ke bawah. Dengan bantuan pegas yang dibuat dari paralon satu atau dua inc dan tiga sampai empat, maka pupuk bisa diatur, ditahan keluar. Pupuk akan keluar apabila pegas tersebut di tekan. Banyaknya/volume pupuk yang keluar diatur pada lubang segitiga yang di buat pada paralon tersebut,” tambahnya.

SMKPP Negeri Sembawa merupakan pelaksana pendidikan vokasi menegah pertanian dibawah naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian [BPPSDMP]. 

Kepala SMKPP N Sembawa, Mattobi’i, tak hentinya  mengarahkan agar seluruh civitas akademi melakukan inovasi dibidang pertanian.

Sembawa of South Sumatera [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.