Potensi & Bakat Milenial, SMKPP Kementan Dekatkan Siswa pada DuDi
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Lampung [B2B] - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa kedepan pembangunan pertanian akan diteruskan oleh generasi muda, petani-petani muda yang memiliki kompetensi jauh lebih baik, bahkan dengan memiliki keterampilan tentang Ilmu teknologi yang juga lebih baik.
"Pertanian Indonesia akan jauh lebih baik jika pendidikan vokasi kita dapat menumbuhkan lulusan yang berjiwa Agrosociopreneur, dibekali dengan teknologi yang terbarukan, serta pengetahuan yang jauh lebih baik", tegas Mentan Syahrul.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan lulusan pendidikan vokadi harus bisa menjadi penggerak atau bahkan mampu memberikan peluang usaha ekonomi dengan membuka lapangan usaha khususnya di bidang pertanian.
“Lulusan yang menjadi Agrosociopreneur harus mampu menjadi motor penggerak di sektor pertanian. Dengan memiliki mental yang tangguh dalam membangun kelembagaan dan jaringan usaha, sehingga punya daya saing dan responsif terhadap perubahan lingkungan" ujar Dedi.
Menjawab tantangan Mentan dan Kabadan, 31 siswa kelas XI ATPH beserta guru pendamping melaksanakan field trip ke penangkaran dan pembibitan tanaman buah dan hias ke CV Jaya Mandiri Agro di Pekalongan Lampung Timur.
Siswa pun melaksanakan praktik secara demontrasi cara tentang perbanyak tanaman buah yang sedang tren saat ini yaitu alpukat secara sambung pucuk, jambu Jamaika secara okulasi sisip, mangga dengan okulasi mata dan tanaman kelengkeng secara sambung susuan yang dipimpin langsung oleh Owner Lilis Maulita Wati.
Lilis menjelaskan bahwa usaha pembibitan dan penangkaran tanaman buah merupakan salah satu usaha yang menjanjikan untuk dikembangkan di bidang pertanian, sebagai contoh disampaikan untuk menghasilkan bibit alpukat memerlukan Harga Pokok Produksi [HPP] sebesar Rp. 2.000,- dan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 18.000,- selama umur dua bulan. Pemasaran poduk berupa bibit yang dihasilkan sangat mudah dipasarkan, permintaan yang sangat tinggi. Bibit dipasarkan hingga ke provinsi Sumsel dan Bengkulu.
Setelah memperdalam pengetahuan terkait pembibitan dan penangkatan, para calon petsni milenial ini pun menggali pengetahuan terkait budidaya sayuran hidroponim di P4S Jaya Anggara Farm yang diketuai oleh I Ketut Kamajaya.
Dengan sistem hidroponik NFT, Ketut berhasil membudidayakan tanaman selada, sawi pagoda, sawi keriting, kailan, bayam brazil, seledri, daun mint, pakchoy, kangkung dan bayam dengan jumlah kapasitas usaha sebanyak 70.000 lubang tanam.
Ketut berbagi pengalaman pada siswa tentang bagaimana memulai usaha, tantangan yang dihadapi serta memberikan tips agar agar usaha tanaman sayuran secara hidroponik sukses yaitu dengan menerapakan konsep 3K yaitu harus bisa menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Budidaya tanaman sayur secara hidroponik sangat mudah dikembangkan dan sedikit ditemukan serangan hama dan penyakit karena lokasi usaha berada di lingkungan perumahan ditengah kota, sehingga memudahkan dalam pemasaran.
"Sebagai petani milenial nantinya, mereka pun dibekali pengetahuan terkait smart farming serta Integrated Farming System Zero waste. Balai Pelatihan Pertanian Lampung telah menerapkan smart farming dan integrated farming system zero waste pada tanaman jagung dan sapi," kata I Ketut Kamajaya.
Kabag Umum BPP Lampung Leli menyampaikan smart farming yang diterapkan masih berupa sistem irigasi/pengairan tanaman dengan dikendalikan oleh android Phone dari jarak jauh dengan memanfaatkan koneksi internet atau IoT dengan biaya yang sangat rendah/low cost.
Cara kerja metode smart farming yang digunakan dengan memadukan beberapa komponen antara lain microcontroler, conventer dan reallay yang disambungkan dengan sensor suhu dan kelembaban tanah. Untuk menggerakan pompa dan Valve dilakukan dengan smart phone dengan bantuan jaringan internet dan aplikasi Blynk IoT.
Kepala SMKPP N Sembawa Yudi Astoni berharap dengan mendekatkan siswa dengan Dunia Usaha serta Dunia Industri [DuDi] akan menumbuhkan minat, menambah pengetahuan siswa tentang usaha budidaya pertanian, serta mengubah mindset siswa dalam berusaha pertanian yang selama ini dianggap kurang menguntungkan menjadi usaha yang lebih menguntungkan dan berpotensi untuk dikembangkan dimasa depan.
Lampung [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
