Penuhi Kebutuhan Pakan Ternak, SMK Kementan Tanam Jagung Pipil

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Penuhi Kebutuhan Pakan Ternak, SMK Kementan Tanam Jagung Pipil
SMKPPN SEMBAWA: Siswa/i SMKPPN Sembawa menyambut antusias kegiatan panen jagung di lahan milik Kementan di Kabupaten Banyuasin, Sumsel, sebagai kegiatan praktik lapangan yang menarik dan menyenangkan sebagai kandidat petani milenial terdidik.

Banyuasin, Sumsel [B2B] - Jagung sebagai salah satu jenis tanaman pangan yang cukup penting dalam menghasilkan karbohidrat selain gandum dan padi. Jagung juga merupakan salah satu bahan baku pakan ternak, yang dapat dimanfaatkan mulai dari batang hingga buahnya.

Tanaman jagung menghendaki suhu udara 20 - 33 derajat Celsius dengan ph tanah 5,5-7 dengan drainase baik dan curah hujan sedang. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di media tanah lempung, lempung berpasir, tanah vulkanik, yang subur, gembur, kaya bahan organik, serta memerlukan sinar matahari minimal delapan jam per hari. 

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakanproduksi jagung harus ditingkatkan. 

“Kementan telah menyusun road map produksi jagung dari 2020 - 2024, yang mana pada 2020 produksi jagung dengan kadar air 25 persen sebanyak 22,92 juta ton pipilan kering, pada 2021 [23 juta ton], pada 2022 [23,1 juta ton], pada 2023 [30 juta ton] dan pada 2024 sebanyak 35,3 juta ton," katanya.

Produksi jagung di periode Januari - September 2022, semula diproyeksikan bisa mencapai surplus 2,7 juta ton. Kendati demikian, kalkulasi data terbaru mengoreksi angka surplus itu ke kisaran 2,3 juta hingga 2,5 juta ton dari data Badan Pangan Nasional [Bapanas]. Tercatat, rata-rata kebutuhan jagung pakan bulanan secara nasional mencapai 800 ribu ton.

Guna mendukung peningkatan program tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] melalui SMKPP Negeri Sembawa melakukan budidaya jagung di lahan praktik.

Sejalan dengan Mentan, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengapresiasi peran aktif SMKPPN Sembawa.

"Jagung merupakan komoditas yang sangat potensial, selain buahnya yang dapat menghasilkan cuan, batang dan daunnya pun dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak serta kompos," kata Dedi Nursyamsi.

Menurut Dedi, jagung sangat menjanjikan jika dikelola dengan memberikan fosfat, pupuk kompos, penerapan sistem tanam zigzag, melakukan pemupukan berimbang, dan menggunakan varietas unggul. 

Kepala SMK PPN Sembawa, Yudi Astoni mengatakan tanaman jagung merupakan komoditas tanaman yang lazim ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya ditanam sebagai pakan ternak atau jagung pipil, saat menjelang Natal dan Tahun Baru juga banyak dibudidayakan jagung manis untuk konsumsi, sehingga kompetensi budidaya jagung harus dimiliki siswa.

"Kegiatan budidaya dilakukan untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak baik unggas maupun ruminansia agar ada simbiosis antara program studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan Agribisnis Ternak Unggas," ungkap Yudi.

Dalam praktiknya, siswa melalui berbagai tahapan yaitu pesiapan lahan yang meliputi pembersihan lahan, penggemburan tanah, pemberian pupuk organik, penanaman serta melakukan pembumbunan, benih yang digunakan adalah benih jagung varietas NK 212 dari Syngenta, 

NK 212 memiliki kemampuan beradaptasi di lahan tadah hujan [tegalan] dan lahan sawah dengan kondisi tanah yang marjinal serta kekurangan air. 

NK 212 adalah jagung yang mempunyai pertumbuhan awal sangat bagus, warna oranye, dan pengisian penuh. Benih jagung juga mudah beradaptasi di berbagai kondisi lahan, dengan hasil memuaskan 9 - 10 ton per hektar pipilan kering. [titin/timhumassmkppnsembawa]

Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.