Sarang Walet Akhirnya Ekspor Langsung ke China setelah ....
Indonesia Finally Swiftlet Nests Exports Directly to China after .....
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Surabaya (B2B) - Setelah melalui ikhtiar panjang dan berliku selama lima tahun akhirnya sarang burung walet menembus pasar China pada awal 2015, berhasil diraup devisa sekitar Rp120 miliar dari hasil ekspor delapan ton dari enam perusahaan hingga September 2015, dengan nilai jual rata-rata Rp15 juta per kg.
Peluang ekspor tersebut diraih setelah melalui negosiasi panjang, uji laboratorium, pengkajian dan penelitian untuk memenuhi standar protokol ekspor China sehingga produsen sarang burung walet Indonesia mendapat sertifikasi dari otoritas China.
"Upaya ekspor sarang burung walet langsung ke China berhasil dilakukan pada awal 2015 merupakan momen yang ditunggu sejak lima tahun lalu," kata Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Eliza Suryati Rusli di Surabaya pada Senin (12/10) saat menerima kegiatan Press Tour yang diselenggarakan Badan Karantina Pertanian (Barantan) di Kementerian Pertanian RI.
Menurutnya, langkah tersebut dimulai sejak pertemuan Menteri Perdagangan RI, Marie E Pangestu dan Menteri Perdagangan China Chen Deming di Yogyakarta pada Maret 2010, dan pertemuan tersebut dilanjutkan dengan penandatanganan Protokol Persyaratan Higienitas, Karantina, dan Pemeriksaan untuk Importasi Produk Sarang Burung Walet Indonesia ke China.
"Negosiasi dilanjutkan antara Kementerian Pertanian RI dengan Kementerian Administrasi Umum Pengawasan Mutu, Inspeksi dan Karantina China di Beijing pada 24 April 2014," kata Eliza yang didampingi Kepala Bagian Hukum dan Humas Barantan, MM Eddy Purnomo.
Eliza menambahkan, dalam protokol tersebut diatur bahwa ekspor sarang burung walet ke China dapat dilakukan apabila produsen mampu memenuhi persyaratan higienitas dan diregistrasi oleh Badan Pengawasan, Inspeksi dan Karantina China (AQCIQ) lebih lanjut melalui rekomendasi dari Barantan.
Sebagaimana diketahui, sarang walet merupakan komoditas yang sangat populer sebagai bahan makanan atau minuman. Di China, sarang walet merupakan komoditi yang bergengsi dan konsumsinya meningkat pada perayaan Imlek dan tahun baru.
"Permintaan sarang walet yang semakin meningkat, memicu Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia berupaya menembus pasar China secara langsung, dengan harapan dapat memangkas biaya rantai distribusi yang selama ini terbuang di negara perantara seperti Singapura, Hong Kong, dan Taiwan," kata Eliza.
Surabaya, Indonesia (B2B) - After going through effort long and winding for five years finally swiftlet nests penetrate the Chinese market as early as 2015, and earned income of 120 billion rupiahs of export eight tons of six companies until September 2015, and the selling price is 15 million rupiah per kg.
The export opportunities was obtained after long negotiation, laboratory testing, assessment and research to meet the standards of Chinese exports so manufacturers protocol swiftlet nests of Indonesia got the certification of the Chinese authorities.
"The export swiftlet nests directly into China successfully conducted in early 2015 is awaited moment since five years ago," said Eliza Suryati Rusli as Head of the Agricultural Quarantine Major Service of Surabaya, known as the BBKP Surabaya on Monday (10/12) while opened Press Tour organized by Indonesian Agriculture Minister´s Agriculture Quarantine Agency.
According to her, the move began meeting Trade Minister Marie E. Pangestu and Chinese Trade Minister Chen Deming in Yogyakarta on March 2010, and continued with the signing of the Protocol Requirements of Hygiene, Quarantine and Inspection for Importation Swiftlet Nests of Indonesia to China.
"Negotiations continue between the Indonesian Agriculture Minister with Ministry of General Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine of China on April 24, 2014," Mrs Rusli said was accompanied by the Head of Legal and Public Relations of agency, MM Eddy Purnomo.
She added, the protocol stipulates that exports swiftlet nests to China can be done if the manufacturer is able to meet the requirements of hygiene and registered by the Agency for Supervision, Inspection and Quarantine of China (AQCIQ) further through the recommendation of Indonesian Agriculture Minister´s Agriculture Quarantine Agency.
As known, swiftlet nests is a popular commodity as a food or beverage. In China, swiftlet nests is a commodity which prestigious, and consumption increased in the celebration of Chinese New Year.
"The increasing demand triggering Indonesia as the largest producer in the world seek directly penetrate the Chinese market, so as to cut the chain of distribution via intermediary countries such as Singapore, Hong Kong, and Taiwan," Mrs Rusli said.
