Mentan: Mahasiswa PEPI Harus Bangun Sektor Pertanian Lebih Kuat

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Mentan: Mahasiswa PEPI Harus Bangun Sektor Pertanian Lebih Kuat
SMKPPN SEMBAWA: Mentan Syahrul Yasin Limpo [kemeja putih] didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [ke-3 kiri] mengamati uji coba hasil inovasi mahasiswa PEPI usai peresmian Asrama Politeknik Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia [PEPI] di Pagedangan, Tangerang, Banten.

Tangerang, Banten [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meminta mahasiswa Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia [PEPI] ikut membangun sektor pangan nasional menjadi jauh lebih kuat. Mahasiswa harus mahasiswa menjadi garda terdepan dalam menjadikan pertanian sebagai kekuatan utama membangun bangsa dan negara.

"Kita berharap mahasiswa PEPI lebih berkualitas di bidang pertanian dan engineering pertanian. Tentu saja mereka harus mampu mengenergi pertanian di masa yang akan datang," kata Mentan Syahrul pada peresmian Asrama Politeknik PEPI di Pagedangan, Tangerang, Banten pada Senin [19/9].

Dia meyakini, kemampuan intelektual mahasiswa PEPI dapat berkembang dengan baik sesuai materi perkuliahan yang ada. Kendati demikian, hal terpenting adalah menentukan langkah dan konsep ke depan agar lebih tertata, terstruktur dan terprogram.

"Salah satu konsep di pertanian adalah menghadirkan petani milenial kita agar demografis dari bangsa ini bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin melalui anak-anak muda yang besok memiliki ilmu pertanian lebih baik dan tentu saja etos kerja mereka, manajemen konsepsi mereka akan lebih terstruktur," katanya.

Menurut Mentan, pertanian merupakan sektor yang terbukti mampu menjadi tumpuan ekonomi bangsa. Selaras dengan hal itu, pemerintah melalui Kementan juga sudah menyiapkan berbagai program dan kebijakan yang bisa diakses oleh semua petani muda di seluruh Indonesia.

"Kita harus terus dorong anak-anak milenial ini berkreasi. Hal terpenting ada kemauan dan semangat, dan paham bangsanya ini bangsa besar yang memiliki alam luar biasa. Pendidikan ini diharapkan menjadi bagian-bagian yang besok bisa lahir di PEPI ini," katanya.

Mentan Syahrul mengingatkan keilmuan PEPI tidak boleh kalah dari ilmu pertanian di negara lain. Pertanian harus menjadi harapan semua orang dalam memperbaiki ekonomi kebangsaan. Pasalnya, mengelola pertanian harus dimulai dari kebersamaan dan networking kuat.

"Saya kira banyak petani milenial kita yang menunjukkan hasil yang lebih baik, karena dunia pertanian itu menjanjikan bagi kita. Tanam sebanyak-banyaknya apa yang ada di depan kita, pertanian itu penting bagi bangsa ini," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, sektor pertanian di tiga tahun terakhir tumbuh meyakinkan. Produksi meningkat dan ekapor melesat. Terbaru, Indonesia dinyatakan swasembada oleh lembaga penelitian beras Internasional IRRI.

Pada saat yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengapresiasi penuh kerja keras seluruh pihak dalam menghadirkan PEPI dengan gedung perkuliahan dan asrama yang sudah berdiri.

Menurutnya, asrama mahasiswa [dormitory] delapan lantai yang terdiri atas 64 kamar berkapasitas 384 mahasiswa diharapkan dapat memacu semangat para generasi muda sehingga menghasilkan lulusan-lulusan profesional.

“Penyelenggaraan pendidikan vokasi pertanian di PEPI, komposisi beban SKS mencakup 40 persen teori dan 60 persen praktik. Diharapkan, profil lulusan PEPI sebagai job creators dan job seekers di bidang enjiniring pertanian dapat terpenuhi,” kata Dedi Nursyamsi.

Saat ini PEPI mengelola tiga program studi yakni Teknologi Mekanisasi Pertanian, Tata Air Pertanian dan Teknologi Hasil Pertanian dengan jumlah mahasiswa sebanyak 265 dari seluruh wilayah Indonesia. [titin/timhumassmkppnsembawa]

Tangerang of Banten [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.