PMK, Mentan Minta Peternak Tidak Panik Atasi Penyakit Mulut dan Kuku

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


PMK, Mentan Minta Peternak Tidak Panik Atasi Penyakit Mulut dan Kuku
SMKPPN SEMBAWA: Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi berupaya memastikan kesehatan hewan ternak sapi melalui unit pelaksana teknis [UPT] pelatihan dan pendidikan BPPSDMP Kementan yang tersebar di seluruh Indonesia

Jakarta [B2B] - Lebih dari 2.000 hewan ternak di Provinsi Jawa Timur khususnya di Kabupaten Lamongan, Mojokerto, Gresik dan Sidoarjo dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam [NAD] saat ini terjangkiti Penyakit Mulut dan Kuku [PMK] bahkan lebih dari 30 ekor di antaranya tidak terselamatkan.

Laporan kasus penyakit menular sapi dengan tanda klinis awal penurunan nafsu makan, hipersalivasi, panting, kepincangan bahkan beberapa sampai berbaring dan demam.

Kementerian Pertanian RI khususnya Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan [PKH] Nasrullah menyampaikan bahwa Kementan telah melakukan upaya pencegahan dengan tracing PMK.

Nasrullah mengungkapkan jika wabah yang menyerang ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi itu memiliki tingkat penularan mencapai 90% hingga 100%. Pelacakan yang telah dilakukan oleh beberapa tim menunjukkan tanda klinis konsistensi dengan tanda klinis tersebut. 

Sejauh ini Pemda Jatim juga sudah menggelar rapat intensif dengan Ditjen PKH Kementan, Tim Kemenko Perekonomian, dan empat bupati yang wilayahnya terjangkit wabah serta akademisi dari Fakultas Kesehatan Hewan (FKH) Universitas Airlangga [Unair] dan institusi lain. 

"Rakor khusus juga telah digelar guna merumuskan langkah komprehensif penghentian penularan PMK pada hewan ternak agar tidak meluas ke daerah lain," katanya. 

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo beserta jajarannya melaksanakan rapat koordinasi [Rakor] dengan seluruh kepala dinas lingkup pertanian provinsi dan kabupaten melalui Agricultural War Room [AWR] untuk mengambil langkah langkah yang diperlukan, yang  meminta agar para peternak tidak panik terhadap PMK. 

“Semua jajaran Kementan beserta para kepala dinas provinsi dan kabupaten termasuk penyuluh turun ke lapangan bersama-sama untuk memastikan jika ternak kita sehat dan aman," kata Mentan Syahrul.

Dia menegaskan bahwa wabah PMK harus diselesaikan bersama-sama dengan koordinasi yang baik antara pusat dan daerah, jika perlu melibatkan perguruan tinggi.

Mentan Syahrul menambahkan beberapa cara pencegahan PMK, di antaranya adalah mencegah kontak antara hewan peka dan virus PMK, menghentikan produksi virus PMK oleh hewan tertular dan meningkatkan resistensi hewan dengan pengebalan terhadap hewan peka melalui vaksinasi yang bersifat darurat dan vaksinasi yang bersifat umum.

"Selanjutnya lakukan pembatasan dan pengetatan pengawasan lalu lintas ternak, pasar hewan dan rumah potong hewan, edukasi kepada peternak terkait standar operasional prosedur atau SOP pengendalian dan pencegahan PMK," katanya.

Langkah berikutnya, kata Mentan Syahrul, menyiapkan vaksin PMK, pembentukan gugus tugas tingkat provinsi dan kabupaten, serta pengawasan ketat masuknya ternak hidup di wilayah-wilayah perbatasan dengan negara tetangga yang belum bebas PMK oleh Badan Karantina Pertanian.

Disampaikan pula dalam hal ini Kementan melalui Pusat Veteriner Farma [Pusvetma] Surabaya telah melakukan ‘dropping’ obat-obatan di Jatim dan Aceh untuk mempercepat pemulihan bagi ternak yang terjangkit PMK sehingga nafsu makan dan kondisi kesehatan ternak dapat cepat pulih.

Sementara, dua laboratorium utama Kementan yakni Balai Besar Veteriner Wates dan Pusvetma Surabaya sebagai laboratorium rujukan PMK sejak awal aktif melakukan tracing kasus ini. Kementan juga koordinasi dengan Pemda Jawa Timur untuk lockdown zona wabah.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan langkah darurat yang disiapkan untuk penanganan antara lain penetapan wabah oleh Mentan berdasarkan surat dari gubernur dan rekomendasi dari otoritas veteriner nasional sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 47/2014. 

Selanjutnya dilakukan pendataan harian jumlah populasi yang positif PMK, pemusnahan ternak yang positif PMK secara terbatas, penetapan lockdown zona wabah tingkat desa/kecamatan di setiap wilayah dengan radius 3 s.d 10 Km dari wilayah terdampak wabah. [timhumassmkppnsembawa]

Jakarta [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.