Pangan Berkelanjutan, Brigade Pangan dan Milenial Tingkatkan Kolaborasi via MAF

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Sembawa

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pangan Berkelanjutan, Brigade Pangan dan Milenial Tingkatkan Kolaborasi via MAF
SMKPPN SEMBAWA: Kepala SMKPPN Sembawa, Budi Santoso [kanan] membuka Webinar MAF yang dihadiri Kadistan Pangan Pemkab Ogan Ilir, Deddy Setiawan dan sejumlah narasumber terkait.

Banyuasin, Sumsel (B2B) - Momentum webinar Millenial Agriculture Forum (MAF) kembali menjadi ajang penting memperkuat peran generasi muda di sektor pertanian. Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian ( BPPSDMP) menggelar MAF yang dilaksanakan oleh SMK PP Negeri Sembawa pada Sabtu (20/9). 

MAF Volume 6 Edisi 37 bertema ´Menempa Masa Depan Pangan: Kolaborasi Milenial dan Gerakan Brigade Pangan untuk Ketersediaan Beras Berkelanjutan´ dibuka oleh Kepala SMKPPN Sembawa, Budi Santoso vi daring, yang dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Ogan Ilir, Deddy Setiawan dan sejumlah narasumber serta petani milenial dan pengelola Brigade Pangan (BP).

Kegiatan MAF sejalan arahan Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahwa pencapaian swasembada pangan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan membutuhkan partisipasi semua pihak, utamanya SDM khususnya petani.

"Kolaborasi antara generasi milenial dengan Gerakan Brigade Pangan adalah langkah strategis untuk memastikan ketersediaan beras yang berkelanjutan," katanya.

Milenial memiliki semangat, kreativitas dan keterampilan memanfaatkan teknologi, ungkap Mentan Amran, sementara Brigade Pangan menjadi motor penggerak di lapangan, jika bersinergi akan memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus menyiapkan pertanian masa depan yang modern, mandiri dan berdaya saing. 

"Inilah saatnya generasi muda mengambil peran nyata sebagai pahlawan pangan bangsa," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menegaskan, keberhasilan Brigade Pangan (BP) memerlukan sinergi berbagai pihak, terutama dukungan SDM pertanian yang handal dan generasi muda yang bersemangat.

"Kami terus memberikan pelatihan, pendampingan, serta akses teknologi modern agar petani dapat mandiri dan produktif, " katanya.

SMKPPN Sembawa

Mengawali MAF, Kepala SMK-PP Negeri Sembawa, Budi Santoso menyampaikan sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto yang mencanangkan untuk swasembada pangan secepat- cepatnya.

"Tentunya, swasembada pangan dapat dicapai dengan meningkatkan produksi dan produktivitas dari budidaya padi oleh rekan-rekan petani," katanya.

Kegiatan MAF, ungkap Budi Santoso, menjadi ruang strategis bagi generasi muda pertanian berkontribusi menjaga ketersediaan pangan, khususnya beras sebagai komoditas pangan utama nasional.

Pada webinar MAF, para peserta dari berbagai pemangku kepentingan hingga komunitas milenial tani sejumlah wilayah berdiskusi tentang inovasi dan langkah nyata mendukung keberlanjutan pangan nasional. 

"Kehadiran Brigade Pangan menjadi salah satu motor penggerak yang diharapkan mampu memperkuat kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan dan masyarakat," ungkap Budi Santoso.

Ada dua hal penting, katanya, untuk meningkatkan swasembada pangan yaitu intensifikasi, meningkatkan produksi dari luas lahan yang ada dengan meningkatkan IP l ke IP ll dan ke IP III dan ekstensifikasi, denganmengoptimalkan luas area lahan dengan cara cetak sawah rakyat.

Brigade Pangan

MAF kali ini menghadirkan sejumlah narasumber yang terlibat mendukung swasembada pangan di Kabupaten Ogan Ilir.

Kadistan Pemkab Ogan Ilir, Deddy Setiawan mengatakan, untuk mengelola usaha tani secara terstruktur dan terintegrasi dalam BP dengan dukungan infrastruktur berupa tata lahan dan tata air memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas, indeks pertanaman, efisien produksi, hilirisasi dan keberlanjutan usaha tani, serta terwujudnya Pertanian modern melalui pengembangan BP dg melibatkan pemuda guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Deddy menjelaskan tata kelola pertanian modern mulai dari jangka pendek berupa tahap persiapan, tahap Budi daya, tahap panen dan pascapanen , melalui jangka menengah berupa replikasi model dan penguatan kelembagaan dan yang terakhir melalui jangka panjang berupa evaluasi dan perencanaan.

Selanjutnya narasumber kedua Lamella Nintha Pinem Penyuluh/pendampingan BP DKPTPH Kab. Ogan Ilir menjelaskan tentang membangun pertanian masa depan untuk generasi milenial karena usia petani di Indonesia rata- rata usia tua maka diperlukan regenerasi milenial untuk meneruskan pertanian di masa depan dengan adaptasi teknologi yang membawa perubahan positif bagi masa depan ketahanan pangan Indonesia.

"Model bisnis pertanian yang menarik bagi milenial yaitu Agripeneur yaitu menggunakan teknologi dan pendekatan bisnis, Agritech yaitu mengembangkan aplikasi perangkat IoT, Urban Farming yaitu menjual paket hidroponik dan pelatihan untuk masyarakat kota dan Agro Tourism yaitu lahan pertanian di jadikan tempat wisata edukasi pertanian," jelas Lamella.

Lamella menambahkan peluang bisnis brigade pangan berupa produksi pangan lokal, distribusi pangan, ketahanan pangan keluarga dan edukasi, pengelolaan dan nilai tambah, serta layanan jasa bisnis sosial dan koperasi pangan

Narasumber terakhir Abdurrahman Manager BP Sarana Usaha Desa Tanjung Pasir, menyampaikan kami mengajak seluruh pemuda untuk bergabung di sektor pertanian karena sektor pertanian ini menjanjikan bisa meningkatkan pendapatan brigade pangan dan petani sekitar.

"BP Sarana usaha terdiri dari 15 orang dengan luas lahan 252 Ha dengan IP 100 ke IP 200. Dengan strategi brigade pangan yaitu penguatan kapasitas SDM, peningkatan akses sarana prasarana, dan akses inovasi dan teknologi," jelas Abdurrahman

Program BP

Ia menambahkan program yang dijalankan BP yaitu jual beli perlengkapan pertanian, mengkoordinir jasa pengangkutan hasil panen, mengkoordinir jasa simpan pinjam dan membeli hasil gabah dari para petani.

Ketiga Narasumber tersebut berbagi pengalaman terkait peran, aktivitas, capaian dan upaya yang dilakukan dalam memajukan sektor pertanian di Kabupaten Ogan Ilir melalui berbagai program strategis yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.

Webinar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif yang memicu diskusi hangat di antara peserta dan narasumber. Berbagai pertanyaan seputar tantangan di lapangan, solusi praktis, dan peluang pengembangan produk pertanian berhasil dijawab dengan lugas. 

Dengan terselenggaranya MAF ini diharapkan lahir generasi petani muda yang tidak hanya tangguh, tetapi juga adaptif menghadapi perubahan zaman. Kolaborasi milenial dan Brigade Pangan diyakini menjadi kunci bagi ketersediaan beras berkelanjutan,serta memastikan masa depan pangan Indonesia tetap terjaga. [wulan/titin/timhumas smkppnsembawa]

 

 

Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.