Listrik Masuk Sawah, Petani CSA Indramayu Sambut Antusias Dukungan Kementan

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Listrik Masuk Sawah, Petani CSA Indramayu Sambut Antusias Dukungan Kementan
PROGRAM SIMURP: Program Listrik Masuk Sawah [LMS] diinisiasi Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dalam upaya memasok energi mendukung proses budidaya padi dengan listrik.

Jakarta [B2B] - Guna mendukung modernisasi dan mekanisasi pertanian, Kementerian Pertanian RI mendorong agar listrik masuk ke area persawahan. Upaya Kementan menjadi harapan petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] pada 24 kabupaten di 10 provinsi, khususnya Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Program Listrik Masuk Sawah [LMS] yang diinisiasi Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dalam upaya memasok energi mendukung proses budidaya padi dengan listrik, didukung oleh Pemerintah Kabupaten [Pemkab] Indramayu melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian [DKPP].

Diketahui, Kabupaten Indramayu merupakan lokasi kegiatan CSA di Jawa Barat yang diusung Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP]. Kegiatan CSA tersebar pada sembilan Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] di Kecamatan Gantar, Kroya, Haurgeulis, Bongas, Gabuswetan, Sukra, Patrol, Anjatan dan Kandanghaur.

"Untuk mekanisasi dan modernisasi diperlukan tenaga dan sumber energi yang lebih murah dan mudah didapat dari tenaga listrik, maka dikembangkan LMS. Beberapa daerah menyebutnya Gerakan Listrik Masuk Sawah disingkat Gelisah," kata Mentan Amran Sulaiman pada Rapat Koordinasi dan Elektrifikasi di Jakarta, Sabtu [13/4].

Menurut Mentan, LMS digunakan untuk menggerakkan mesin pompa air, alat olah lahan, mesin pembuatan kompos, alat panen dan pasca panen, juga lampu perangkap hama dan lainnya.

"Dalam hal ini dilarang keras menggunakan kawat listrik untuk jebakan tikus sawah, karena sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa," ungkapnya lagi.

Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan DKPP Pemkab Indramayu, H Kastilah menyambut baik LMS yang diupayakan Kementan. Pasalnya, saat ini belum ada elektrifikasi sawah atau LMS, untuk itu pihaknya sangat berharap LMS bisa segera terealisasi.

"Sampai saat ini belum pernah direalisasikan. Kami juga menunggu bagaimana  tindak lanjutnya, seperti apa listrik masuk sawah itu," kata Kastilah.

Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri [TAM] Bidang Mekanisasi dan Alsintan PLN, Astu Unadi mengatakan penggunaan listrik untuk energi mesin pompa air jauh lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar lain. Pasalnya, untuk pengunaan listrik bisa disetting secara otomatis.

"Kalau listrik, ini nggak begitu perlu operator. Kita bisa atur otomatis, Tidak perlu oli hanya langganan listrik. Jadi, hampir kurang dari setengahnya, mungkin 40 %. Belum dihitung oli, kalau di hitung oli mungkin sepertiganya," kata Astu.

Inovasi CSA SIMURP
Peningkatan Indeks Pertanaman [IP] merupakan sasaran paket teknologi CSA sebagai indikator peningkatan produktivitas melalui Program SIMURP yang didukung pendanaan Bank Dunia dan Bank Investasi Infrastruktur Asia [AIIB].

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan CSA bertujuan meningkatkan dan produktivitas dan mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.

"Kementan meyakini inovasi berdampak positif bagi pembangunan pertanian lantaran terbukti signifikan meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani," katanya.

Pendekatan CSA, kata Dedi Nursyamsi, juga meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK], meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.

"Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar," katanya.

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan IP adalah rata-rata masa tanam dan panen satu tahun pada lahan yang sama.

"Dua kali panen satu tahun dicapai lokasi penyuluhan pertanian melalui Demplot CSA naik dari 1.93 pada 2021 ke 1.99 tahun 2022 di lokasi kegiatan SIMURP," katanya.

Bustanul menambahkan, target CSA SIMURP terhadap IP adalah menggenjot dari 100 menjadi 200 dan seterusnya hingga 400 atau empat kali tanam dalam setahun.

Terpisah, Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan upaya meningkatkan IP ditempuh CSA melalui teknologi hemat air dengan sistem irigasi berselang [Intermittent] atau Irigasi Basah Kering/Alternate Wetting and Drying [AWD].

"Teknologi irigasi berselang merupakan sistem budidaya yang mengatur waktu untuk kondisi lahan kering dan tergenang secara bergantian. Pemberian irigasi diberikan sesuai kebutuhan tanaman dengan interval waktu pemberian yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis tanah," katanya. [timsimurpkementan]

Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.