Penyuluh CSA Faham Kebutuhan Petani dan Dorong Kerjasama Partisipatif

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Penyuluh CSA Faham Kebutuhan Petani dan Dorong Kerjasama Partisipatif
PROGRAM SIMURP: Hikmah Agustin [ke-3 kiri] penyuluh BPP Pejagoan di Kebumen, Jateng meraih Penghargaan SIMURP 2023 bersama Project Manager SIMURP, Sri Mulyani [ke-2 kanan] didampingi Penyuluh Pusat Kementan, Susi Deliana [ke-3 kanan].

Jakarta [B2B] - Kehadiran role model selaku sosok ideal sekaligus panutan menjadi salah satu indikator kesuksesan suatu kegiatan atau program. Kehadiran ´sosok panutan´ diharapkan menjadi pemikat dalam upaya resonansi kepada orang maupun kelompok lain pada program tersebut, untuk meraih sukses serupa.

Begitu pula halnya Kementerian Pertanian RI dan Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] melakukan transformasi dan reorientasi sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan, bagi pengembangan pertanian berkelanjutan serta memastikan ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim.

Sasaran SIMURP adalah mendidik dan melatih petani beserta penyuluh mengimplementasikan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA]. Pemberdayaan dan pengembangan SDM pertanian menjadi agenda prioritas SIMURP untuk mendongkrak produktivitas pertanian.

Upaya Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa tugas dan fungsi Penyuluh  harus ditingkatkan selaku pendamping dan pengawal petani meningkatkan produktivitas pertanian.

"Sektor pertanian sangat strategis sebagai salah satu pilar ketahanan negara. Pertanian membutuhkan SDM tangguh dan menguasai budidaya hingga teknologi," katanya.

Sejak 2019 hingga 2023 tercatat 562 penyuluh pada 24 kabupaten di 10 provinsi dilatih SIMURP selaku Trainer CSA untuk mendampingi 9.264 petani yang berhimpun pada 585 kelompok tani [Poktan] di wilayah kegiatan CSA.

Penyuluh dengan kinerja out of the box layak diapresiasi, hal itu mendorong diadakan menggelar Penghargaan SIMURP. Penilaian melalui verifikasi on the spot, memilih penyuluh level nasional lokasi CSA. Ada 17 usulan pemerintah provinsi [Pemprov] dan terpilih tujuh penyuluh terbaik.

Mereka adalah Rudi Efendi Hasibuan, penyuluh BPP Sei Rejo di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara; Deky Budiman [BPP Cipunagara] Subang, Jawa Barat; Hikmah Agustin [BPP Pejagoan] Kebumen, Jawa Tengah; Bestyan Fikri Dyah Ghoriza [BPP Ajung] Jember, Jawa Timur; Fatimatuzzuhrok [BPP Praya Tengah] Lombok Tengah, NTB; Teguh Prabowo [BPP Karang Agung Ilir] Banyuasin, Sumatera Selatan dan Abdul Muklis [BPP Watang Sawitto] Pinrang, Sulawesi Selatan.

Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan penetapan penghargaan bagi penyuluh melalui proses penilaian yang obyektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Hasil penilaian harus memberikan gambaran yang akurat dan terukur terhadap kinerja penyuluh yang dinilai," katanya.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penilaian harus mempunyai hubungan dengan kinerja penyuluh yang dinilai, adanya standar atau ukuran yang dipakai untuk menilai kinerja penyuluh dan sistem penilaian yang mudah dipahami.

Penyuluh Terbaik CSA
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa penyuluh adalah garda terdepan pembangunan pertanian.

“Pembangunan pertanian diawali dari SDM pertanian di antaranya petani, penyuluh dan stakeholder pertanian, sementara penyuluh merupakan agent of change," katanya.

Tugas penyuluh, kata Dedi, menumbuhkan dinamika petani secara berkelompok, memberikan pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dan aksesibilitas terhadap sumber informasi teknologi, dukungan permodalan dan pemasaran dalam mengembangkan usaha taninya, sehingga petani mau berubah perilakunya ke arah yang lebih baik.

Terpisah, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya mengingatkan dalam menghadapi kondisi pertanian masa kini dan masa yang akan datang, dituntut kehadiran penyuluh yang kompeten dan profesional, yang menumbuhkan dinamika kelompok sehingga mampu mengubah perilaku petani ke arah lebih baik.

"Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, penyuluh harus diberdayakan dan difasilitasi serta diimbangi dengan fungsi-fungsi lain seperti pelayanan dan pengaturan," kata Bustanul yang juga menjabat Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP.

Menurutnya, pemberdayaan didukung fasilitas bagi penyuluh sehingga kegiatan penyuluhan dapat berjalan lancar dan memberi manfaat yang efektif dalam mendukung pertanian mencapai kemandirian. [timsimurpkementan]

Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.