CSA Layak Dilanjutkan! Scalling Up Pacu Kinerja Petani & Penyuluh Tingkatkan Produktivitas

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


CSA Layak Dilanjutkan! Scalling Up Pacu Kinerja Petani & Penyuluh Tingkatkan Produktivitas
PROGRAM SIMURP: Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menghadiri panen padi lahan Demplot Scalling Up CSA di Kabupaten Purbalingga, yang direspons baik oleh petani didampingi penyuluh bagi peningkatan produktivitas.

Jakarta [B2B] - Produktivitas padi naik setelah diperlakukan khusus [scalling up] oleh petani berwawasan Climate Smart Agriculture [CSA] pada lahan Demplot Scalling Up 2023. Lahan CSA hasilkan 7,44 ton/ha gabah kering panen [gkp] setara 6,2 ton/ha gabah kering giling [gkg] sementara Non CSA hanya mencapai 6,16 ton/ha gkp atau 5,14 ton/ha gkg.

Selisih kenaikan rata-rata 1,28 ton/ha gkp diketahui dari 41 sampel lokasi CSA. Capaian inovasi CSA yang diusung oleh Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] terbukti mumpuni memacu produktivitas padi.

Capaian Scalling Up CSA tersebut membuktikan pentingnya Program SIMURP di Indonesia ke depan, sehingga layak berlanjut ke sejumlah kabupaten di 28 provinsi. Sementara 24 kabupaten di 10 provinsi pelaksana CSA pada 2019 - 2023 untuk promosi, sosialisasi dan replikasi inovasi CSA.

Capaian Output Demplot Scaling Up CSA mengemuka pada Seminar Nasional Hasil Penelitian CSA di Jakarta, akhir Maret 2024, yang dihadiri Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi selaku keynote speaker.

Pengembangan Demplot Scalling Up CSA sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang mendorong dan mengawal pertanian berwawasan iklim CSA, agar tetap kreatif dan inovatif bagi mitigasi perubahan iklim global.

"Fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas pokok seperti padi dan jagung di tengah perubahan iklim global," kata Mentan Amran.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan,  keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders terkait di antaranya SIMURP.

"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.

Demplot Scalling Up
Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan inovasi CSA dari SIMURP bertujuan meningkatkan kualitas SDM pertanian. Targetnya, meningkatkan IP dan produktivitas serta peningkatan pendapatan petani melalui CSA menyikapi perubahan iklim.

"Scalling Up yang dikembangkan SIMURP merupakan salah satu metode penyuluhan agar inovasi CSA yang diinformasikan penyuluh lebih mudah diterima petani," katanya.

Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani mengatakan metode AWD merupakan pengairan hemat air dan dapat diterapkan oleh petani untuk menghemat pemakaian air di lahan sawah tanpa mengurangi hasil panen.

Lahan Scalling Up juga menjadi ´Laboratorium Lapang´ yang mendorong petani lebih fokus belajar setelah melihat secara langsung di lapangan untuk teori dan praktik.

Inovasi Scalling Up menerapkan teknologi hemat air dengan irigasi intermittent dan Alternate Wet and Drying [AWD]
disertai benih unggul rendah emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan tahan dampak perubahan iklim. Diikuti pemupukan berimbang pada waktu budidaya mengacu Kalender Tanam [Katam].

Menerapkan pemupukan berimbang dengan alat uji tanah di lahan sawah untuk penentuan dosis pupuk dasar [P dan N dan K] mengacu pedoman teknis pupuk berimbang plus pupuk organik berupa jerami untuk kompos.

Selanjutnya, teknologi jajar legowo diterapkan berupa bibit muda ditanam 2 - 3 biji per lubang mengacu pada lokasi tanam. Setelah budidaya diikuti pengendalian hama terpadu berupa pestisida nabati, ditunjang kegiatan pengukuran emisi GRK pada lokasi tanam. [timsimurpkementan]

Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.