Mentan Buka Global Forum AMM G20, Ajak Dunia Terapkan Pertanian Digital

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Mentan Buka Global Forum AMM G20, Ajak Dunia Terapkan Pertanian Digital
SMKPPN SEMBAWA: Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, Indonesia siap bekerja sama dengan negara-negara lain, terutama dalam menghadapi krisis pangan.

Denpasar, Bali [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo secara resmi membuka kegiatan Global Forum, sebagai awal rangkaian kegiatan Agriculture Ministers Meeting [AMM] G20 Indonesia di Hotel Intercontinental Jimbaran Bali, Selasa [27/09].

Mengangkat tema ´Transformasi Pertanian Digital dalam Percepatan Kewirausahaan Perempuan dan Pemuda´, Mentan Syahrul mengajak dunia mengimplementasikan teknologi digital dalam sektor pertanian. 

“Teknologi dan digitalisasi menjadi jawaban untuk kemajuan sektor pertanian dunia. Indonesia sendiri saat ini mengusung pertanian maju mandiri modern. Karena itu, pada pertemuan global forum ini kita bisa berbagi perspektif tentang upaya kita meningkatkan kapasitas anak muda dan perempuan dalam mengimplementasikan pertanian digital,” kata Mentan saat membuka Global Forum AMM G20.

Menurut Mentan, para wirausaha muda dapat menjadi pengusaha inovatif melalui perannya sebagai produsen, distributor, pemasar, dan penjual dengan menggunakan teknologi dan model bisnis yang inovatif.

“Pada era Industri 4.0 saat ini, kegiatan pertanian tidak lagi mengandalkan tenaga kerja manual tetapi menggabungkan mekanisasi dengan teknologi digital yang dapat mengkondisikan usaha budi daya pertanian menjadi lebih presisi,” jelasnya.

Pelibatan wirausaha muda berbakat, termasuk perempuan, dalam pembangunan pertanian telah menjadi agenda utama di banyak negara, termasuk negara anggota G20. 

Terkait hal ini, banyak negara, termasuk Indonesia yang telah melakukan berbagai upaya untuk memahami karakteristik yang khas dari para wirausaha muda, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi mereka, dan mengidentifikasi metode terbaik untuk mengembangkan bakat mereka.

Mentan pun mengajak semua negara untuk membangun semangat untuk bekerja sama. Sesuai dengan tema besar G20 Presidensi Indonesia, yaitu “Recovery Together, Recovery Stronger”. 

“Kita tidak lagi bicara atas nama bangsa sendiri, tapi harus bicara atas nama bangsa-bangsa G20. Mari kita bicarakan hal-hal yang bisa mempersatukan. Semua perbedaan semestinya bisa kita satukan dalam waktu singkat,” ujarnya. 

Mentan Syahrul pun mengungkapkan, Indonesia siap bekerja sama dengan negara-negara lain, terutama dalam menghadapi krisis pangan. 

“Indonesia membutuhkan negara lain. Negara bapak dan ibu juga membutuhkan kami. Forum AMM bisa menjadi kesempatan bagi kita semua menghilangkan barrier dalam menjaga rantai pasok dunia,” sebutnya. 

Direktur Jenderal Organisasi Pangan Dunia/Food and Agriculture Organization [FAO] Qu Dongyu turut mendukung kerjasama dunia. 

Saat memberikan keynote speech, Qu Dongyu mengungkapkan bahwa dibutuhkan komitmen untuk menjadikan pertanian dunia lebih baik, sehingga dibutuhkan cara bekerja efisien, efektif dan inovatif. 

“Sistem digital adalah masa depan pertanian dunia. Suka atau tidak suka, kita saat ini berada di fase transisi sektor pertanian,” jelasnya.

Dirjen FAO Qu Dongyu menegaskan kembali dukungannya terhadap upaya Indonesia mengembangkan strategi e-agrikultur nasional termasuk panduan integritas data pertanian dalam penggunaan informasi geospasial.

“Digitalisasi memainkan peran penting dalam mempercepat kemajuan menuju pencapaian Sustainable Development Goals dengan diversifikasi pendapatan dan membuka lapangan kerja serta peluang bisnis di dalam dan di luar pertanian, terutama bagi generasi baru petani dan kaum muda,” ungkapnya.

Dirjen FAO juga memuji pendirian Agriculture War Room [AWR] di Kementerian Pertanian RI yang menggunakan teknologi digital canggih untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data dan bukti lapangan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi selaku penanggung jawab kegiatan Global Forum mengungkapkan partisipasi anak muda bisa menjadikan sektor pertanian, termasuk di wilayah pedesaan menjadi lebih produktif dan menarik. 

“Kami saat ini berupaya bisa memahami karakteristik kelompok anak muda, termasuk perempuan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, serta mencarikan metode terbaik untuk mengasah bakat mereka dalam bertani,” katanya.

Dedi Nursyamsi menyebutkan pihaknya akan memaksimalkan Global Forum sebagai wadah untuk berbagi kebijakan, program pengembangan, serta strategi dan program dalam transformasi pertanian digital untuk mengakselerasi kewirausahaan muda dan perempuan. 

Diskusi Global Forum dibuka oleh penyampaian short statement dari sejumlah menteri pertanian dan perwakilan dari Turki, Kanada, Amerika Serikat, Italia, dan Afrika Selatan yang dilanjutkan oleh diskusi panel. 

Sesi pertama diskusi panel diisi oleh International Fund for Agriculture Development [IFAD], Consultative Group on International Agricultural Research [CGIAR], Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH dari Jerman [GIZ] dan Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries dari Jepang [MAFF].

Sementara sesi kedua diisi oleh start-up dan perusahaan global seperti PT Bali Organik Subak dari Indonesia, Pinduoduo dari Cina, AgUnity dari Australia dan Microsoft Indonesia. [titin/timhumassmkppnsembawa]

Denpasar of Bali [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.