Gelar Pangan Murah Kementan, 211 Kg Daging Ludes 10 Menit di Kota Bogor

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Gelar Pangan Murah Kementan, 211 Kg Daging Ludes 10 Menit di Kota Bogor
POLBANGTAN BOGOR: Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi [rompi biru] berbincang dengan pembeli di Gelar Pangan Murah [GPM] didampingi Direktur Polbangtan Bogor, Detia Tri Yunandar [belakang, ke-2 kanan] di Makodim 0606/Kota Bogor

Kota Bogor, Jabar [B2B] - Sekitar 211 kg daging sapi ludes dalam waktu 10 menit dibeli warga Kota Bogor yang memadati Gelar Pangan Murah [GPM] yang digelar oleh Kementerian Pertanian RI  di Kota Bogor pada Kamis [28/4] di Makodim 0606/Kota Bogor di kawasan Pabaton. Mengulang sukses GPM di kantor Kecamatan Bogor Utara pada Senin [25/4] menjelang menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H [Lebaran 2022].

Kegiatan GPM oleh Kementan tersebut dilaksanakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] dipimpin langsung oleh Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi dan difasilitasi oleh Polbangtan Bogor, kampus vokasi Kementan, Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan].

GPM digelar Kementan bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, TPID Kota Bogor, Bank Indonesia dan Pasar Mitra Tani Katulampa Kota Bogor. Menyediakan berbagai bahan pangan pokok di antaranya beras grade A ukuran 5 kg Rp55 ribu, minyak goreng 1.000 liter @Rp22.500, telur ayam Rp23 ribu per kg, bawang merah Rp30 ribu per kg, gula pasir Rp13.500 per kg dan daging sapi Rp103 ribu per kg.

Tersedia pula aneka ikan seperti bawal Rp18 ribu per kg, gurame Rp25 ribu per kg, patin Rp16 ribu per kg, bandeng Rp24 ribu per kg dan jenis ikan lainnya. Aneka sayuran segar tersedia yang dikemas rapi seperti ketimun dan terong.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan hadirnya GPM untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa pangan, aman secara ketersediaan dan pasokan.

"Dua belas pangan pokok mulai dari padi, jagung, kedelai, daging sapi, ayam, telur, minyak goreng dan gula pasir, inshaa Allah aman," katanya.

Jaminan tersebut, katanya, setelah jajarannya melakukan monitoring di sejumlah pasar, distributor dan hal lainnya yang berkaitan dengan pangan. Diakuinya, beberapa waktu lalu ada sedikit masalah ketersediaan minyak goreng. "Harga relatif terkendali. Memang ada kenaikan tetapi masih terkendali karena kurang dari 10 persen, masih relatif wajar."

Monitoring tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang meminta seluruh jajarannya memastikan stok pangan di pasaran saat Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H, untuk menjamin kebutuhan masyarakat tidak terganggu sama sekali.

“Kami ingin memastikan bahwa kebutuhan bahan pokok masyarakat tak terganggu. Kami ingin memastikan bahwa ketersediaan pangan tak boleh berkurang. Pangan adalah hal krusial yang harus terus tersedia,” katanya.

Upaya Kementan diapresiasi Kepala Staf Kodim o606/Kota Bogor, Armet Sabawa yang menilai dukungan pemerintah dalam membantu masyarakat memperoleh pangan yang terjangkau. "Kami berharap hal ini bisa membantu masyarakat, meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan menjelang Idul Fitri."

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Annas Rusmana yang hadir mewakili Pemkot Bogor mengatakan GPM menjadi bentuk kehadiran negara bagi masyarakat mendapat pangan terjangkau. 

Pemerintah Provinsi [Pemprov] Jawa Barat pun mendukung upaya Kementan seperti dikemukakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, H Mohamad Arifin Soedjayana yang menyampaikan terima kasih pada Mentan Syahrul menyelenggarakan GPM di Jawa Barat.

"Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta kami turut memantau stok bahan pangan pokok. Ketika ada masalah di lapangan, Pemda perlu mencari cara agar selalu tersedia dan terjangkau harganya," kata M Arifin.

Menurutnya, di Jabar sudah sudah ada 30 titik pantauan, dan diberikan bantuan untuk stabilkan harga, khususnya daerah yang pasar mitra taninya tidak jalan. [timhumaspolbangtanbogor]

Bogor City of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.