Indeks Pertanaman, Target Pompanisasi Kementan di Jabar Sejalan Sasaran CSA

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Indeks Pertanaman, Target Pompanisasi Kementan di Jabar Sejalan Sasaran CSA
PROGRAM SIMURP: Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman didampingi Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin memantau pompanisasi di Kabupaten Subang, untuk meningkatkan IP dari satu kali hingga tiga kali tanam dalam setahun.

Subang, Jabar [B2B] - Terbukanya akses air dari irigasi  maupun sungai melalui pompanisasi akan memastikan ketersediaan air sepanjang musim bagi lahan pertanian. Indeks Pertanaman [IP] pun turut meningkat, dari satu kali tanam menjadi dua hingga tiga kali tanam dalam setahun.

Pompanisasi merupakan program Kementerian Pertanian RI bagi peningkatan produktivitas pertanian, yang diterapkan pada sejumlah sentra produksi pangan pokok di antaranya Provinsi Jawa Barat, dengan potensi 343 ribu hektar.

Pompanisasi segendang sepenarian dengan target Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] diusung Kementan bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada 24 kabupaten di 10 provinsi di antaranya lima kabupaten di Jawa Barat yakni Cirebon, Indramayu, Karawang dan Subang.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman didampingi Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin memantau pompanisasi di Kabupaten Subang, Kamis pekan lalu [4/4]. Keduanya optimistis produksi padi akan meningkat signifikan melalui pompanisasi secara optimal, dengan target menjadikan Jabar sebagai penghasil padi tertinggi di tingkat nasional.

“Inilah contoh pompa yang kita pasang tadi, kami harapkan, ini yang terbaik selama kami kunjungan, karena ada potensi 343 ribu hektar. Kalau digarap, kita bisa meningkatkan produksi 2,5 juta ton. Pertumbuhan ekonomi meningkat,” kata Mentan Amran usai meninjau areal persawahan di Desa Sumurbarang, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang.

Dengan pompanisasi, katanya, petani Jabar dipastikan mendapat akses air sepanjang musim, sehingga IP yang tadinya satu kali menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun.

“Kalau potensi lahan di Jabar bisa kita tanami maksimal, planting indeks-nya dipastikan meningkat. Tanam yang tadinya satu kali bisa menjadi tiga kali, karena sungainya tidak pernah kering, begitu pula irigasinya,” kata Mentan.

Pj Gubernur Jabar, Bey Mahmudin meyakini pompanisasi mampu mendukung aktivitas tanam petani di wilayahnya, setelah didukung pompanisasi. Satu tahun menjadi dua kali panen, juga masih banyak lahan yang bisa dioptimalkan untuk menjadi sawah di Jabar bagian selatan.
 
"Kami akan mengejar target produksi. Kalau Mentan siap dukung kami, baik pompanisasi, pupuk, benih dengan anggaran juga tentunya. Kami ingin Jabar menjadi nomor satu di tingkat nasional. Kami ingin produksi padi bisa 10 juta bahkan 11 juta ton," ungkap Bey Mahmudin pada Mentan.

Inovasi CSA SIMURP
Peningkatan Indeks Pertanaman [IP] merupakan sasaran paket teknologi CSA sebagai indikator peningkatan produktivitas melalui Program SIMURP yang didukung pendanaan Bank Dunia dan Bank Investasi Infrastruktur Asia [AIIB].

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan CSA bertujuan meningkatkan dan produktivitas dan mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.

"Kementan meyakini inovasi berdampak positif bagi pembangunan pertanian lantaran terbukti signifikan meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani," katanya.

Pendekatan CSA, kata Dedi Nursyamsi, juga meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK], meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.

"Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar," katanya.

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan IP adalah rata-rata masa tanam dan panen satu tahun pada lahan yang sama.

"Dua kali panen satu tahun dicapai lokasi penyuluhan pertanian melalui Demplot CSA naik dari 1.93 pada 2021 ke 1.99 tahun 2022 di lokasi kegiatan SIMURP," katanya.

Bustanul menambahkan, target CSA SIMURP terhadap IP adalah menggenjot dari 100 menjadi 200 dan seterusnya hingga 400 atau empat kali tanam dalam setahun.

Terpisah, Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan upaya meningkatkan IP ditempuh CSA melalui teknologi hemat air dengan sistem irigasi berselang [Intermittent] atau Irigasi Basah Kering/Alternate Wetting and Drying [AWD].

"Teknologi irigasi berselang merupakan sistem budidaya yang mengatur waktu untuk kondisi lahan kering dan tergenang secara bergantian. Pemberian irigasi diberikan sesuai kebutuhan tanaman dengan interval waktu pemberian yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis tanah," katanya.

Pada teknologi AWD, diperlukan komunikasi dan sinergi antara kelompok tani dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air [P3A] untuk mengatur buka/tutupnya pintu air sehingga dapat menghemat air secara signifikan dan mengurangi penguapan gas metan yang memicu emisi gas rumah kaca [GRK] secara global.

Peningkatan IP dengan AWD, kata Sri Mulyani, harus didukung penggunaan pupuk organik, pemupukan berimbang, penggunaan bibit unggul yang rendah emisi dan tinggi hasil, sistem tanam jajar legowo, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] dan pengukuran emisi GRK. [timsimurpkementan]

Subang of West Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.