Komisi IV DPR Apresiasi Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran Gunung Kidul

Nglanggeran`s Agricultural Technology Park Hailed by Indonesian Parliament

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Komisi IV DPR Apresiasi Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran Gunung Kidul
Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron (ke-6 kanan) dan Siti Hediati Soeharto (ke-4 kanan) dan Sekjen Kementan Hari Priyono (ke-2 kanan) bersama anggota Komisi IV usai menanam tanaman pekarangan (Foto: B2B/Mac)

Yogyakarta (B2B) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI Hari Priyono mendampingi 24 anggota Komisi IV DPR mengunjungi Taman Teknologi Pertanian (TTP) Nglanggeran. Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron mengharapkan TTP Nglanggeran di kawasan wisata gunung api purba di Kecamatan Patuk dapat dimanfaatkan oleh petani dan masyarakat di Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta untuk mendukung peningkatan produksi pangan dan destinasi wisata.

Kegiatan peninjauan dilakukan di sela focus group discussion (FGD) oleh Komisi IV DPR dan Kementan untuk membahas draft RUU Sistem Budidaya Tanaman atas UU Sistem Budidaya Tanaman No 12/1992 di Sheraton Mustika Resort & Spa Yogyakarta selama dua hari (27 - 28 April) dan FGD bertujuan menjaring aspirasi publik dari kalangan akademisi, birokrasi dan masyarakat.

"Komisi IV DPR mengharapkan TTP Nglanggeran tidak dibiarkan mubazir, yang pembangunannya dibiayai oleh APBN dari pemerintah pusat dan dikelola oleh pemerintah daerah, kami harapkan Badan Litbang Pertanian terus mendukung pengelolaan dan pengembangan potensi pertanian di Kabupaten Bantul," kata Herman Khaeron yang didampingi Siti Hediyati Soeharto, Wakil Ketua Komisi IV dari Fraksi Partai Golkar.

Menurutnya, pengembangan TTP merupakan bagian dari program Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang mengagendakan pembangunan taman sains (TS) di 34 provinsi dan taman teknologi (TT) di 100 kabupaten dalam waktu lima tahun, hal itu sesuai dengan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Herman menambahkan, Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ditugasi oleh Pemerintah RI untuk membangun Taman Sains Pertanian (TSP) di area Kebun Percobaan milik Balitbangtan, dan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Sekjen Kementan Hari Priyono menegaskan bahwa pengembangan TSP di tingkat provinsi merupakan wahana penelitian, pengkajian, pengembangan, dan penerapan inovasi pertanian sekaligus show window dan tempat peningkatan kapasitas pelaku pembangunan pertanian termasuk penyuluh dan petani.

"Sementara TTP dibangun di tingkat kabupaten/kota sebagai wahana implementasi inovasi spesifik lokasi yang matang dari hulu ke hilir dengan melibatkan stakeholders terkait, dan diharapkan tumbuh dan berkembang dengan mengedepankan kapasitas dan potensi wilayah, sosial budaya, dan kearifan lokal di di masing-masing daerah," kata Hari Priyono.

Perintah Presiden
TTP Nglanggeran dibangun sejak 2015 adalah salah satu dari 24 TTP yang menjadi salah satu programstrategis dari Pemerintahan Joko Widodo, untuk membangun model percontohan kawasan pertanian terpadu dengan memanfaatkan inovasi teknologi modern berbasis sumberdaya lokal dengan konsep agrowidyawisata.

"TTP merupakan program yang digagas oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan oleh Presiden Jokowi, dan masuk dalam program Nawacita untuk peningkatan ekonomi kawasan dan tumbuhnya inkubator bisnis dengan pelaku bisnis utama petani utama menjadi entrepreneur," kata Herman Khaeron.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi mengatakan TTP Nglanggeran di Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu dari 24 TTP di seluruh Indonesia.

Menurut Agung TTP yang dikembangkan oleh Badan Litbang Pertanian berlokasi di Kota Jantho (Aceh Besar, NAD), Guguak (Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), Tanjung Lago (Banyuasin, Sumatera Selatan), Cigombong (Bogor, Jawa Barat), Cikajang (Garut, Jawa Barat), Sedong (Cirebon, Jawa Barat), Lebaksu (Tegal, Jawa Tengah), Pringkuku (Pacitan, Jawa Timur), Solokuru (Lamongan, Jawa Timur), Tapin Selatan (Tapin, Kalimantan Selatan), Pelaihari (Tanah Laut, Kalimantan Selatan), Garing Hatampung (Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah), Batui (Banggai, Sulawesi Tengah), Barebbo (Bone, Sulawesi Selatan), dan Mollo (Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur).

"Litbang Pertanian sejak 2015 juga berperan aktif membangun dan mengembangkan Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP) sebagai sarana akselerasi impact recognition inovasi pertanian, sekaligus terobosan untuk memperderas arus inovasi pertanian kepada masyarakat," kata Agung Hendriadi, mantan Sekretaris Badan Litbang Pertanian.

Yogyakarta (B2B) - Secretary General of Indonesian Agriculture Ministry, Hari Priyono and 24 members of parliament held a working visit to the Nglanggeran Agricultural Technology Park in Yogyakarta. Vice Chairman of House's Commission IV, Herman Khaeron expects Nglanggeran located near ancient mountain site in Patuk subdistrict to support increasing food production and tourist destinations.

Working visits are conducted on sidelines of the focus group discussion discuss the draft amendment of Act on plant cultivation system Number 12 of 1992 by held focus group discussion in Yogyakarta for two days (April 27 to 28) to determine the aspirations of academia, bureaucracy and society.

"We expect Nglanggeran to be a useful facility, after its construction is financed by the central government of the state budget and managed by the local government, we expect the ministry continue support development of agricultural potential in Bantul district," said Mr Khaeron who was accompanied by Siti Hediyati Soeharto, vice chairman of Commission IV of the Fraction Golkar Party.

According to him, development of Agricultural Technology Park (TTP) is part of the National Development Planning Agency (Bappenas) who was tasked by the Indonesian government to developing Agricultural Science Park (TSP) which is scheduled construction of Science Park (TS) in 34 provinces and Technology Park (TT) in 100 districts within five years, it is in accordance with the National Medium Term Development Plan (RPJMN) 2015-2019.

Mr Khaeron added Indonesian Agriculture Ministry by the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Ministry of Agriculture (IAARD/Badan Litbang Pertanian) was tasked by the government to developing TSP in research gardens of IAARD and TTP in the district/city across Indonesia.

Hari Priyono said development in provincial level as the research facility, assessment, development, and application of agricultural innovations, show window, and increase the capacity of stakeholders agricultural development include agricultural extension workers and farmers.

"While the TTP is developed in the district or city as implementation of innovative facilities typical of the region is ready to use from upstream to downstream involving the relevant stakeholders, by prioritizing the capacities and potential of the region, social, cultural and local wisdom in each region," Mr Priyono said.

Presidential Order
Nglanggeran built since 2015 is one of 24 TTP which became one of the strategic program of Joko Widodo administration for developing pilot model of integrated agricultural areas with the utilization of modern technological innovation based on local resources with agro-tourism concept.

"Nglanggeran is part of an agricultural development program initiated by former President Susilo Bambang Yudhoyono and continued by President Widodo, includes in the Nawacita program for improving the region's economy by developing farmers' ability become entrepreneurs," Mr Khaeron said.

The Head of Public Relations and Public Information Bureau of the ministry, Agung Hendriadi said Nglanggeran in Gunung Kidul district is one of 24 TTP accross the country.

According to him, the TTP who was developed by IAARD in Jantho city of Aceh Besar, Nangroe Aceh Darussalam province, Guguak (Lima Puluh Kota, West Sumatera), Tanjung Lago (Banyuasin, South Sumatra), Cigombong (Bogor, West Java), Cikajang (Garut, West Java), Sedong (Cirebon, West Java), Lebaksiu (Tegal, Central Java), Pringkuku (Pacitan, East Java), Solokuru (Lamongan, East Java), Tapin South (Tapin, South Kalimantan), Pelaihari (Tanah Laut, South Kalimantan), Garing Hatampung (Palangkaraya city, Central Kalimantan), Batui (Banggai, Central Sulawesi), Barebbo (Bone, South Sulawesi), and Mollo (South Central Timor, East Nusa Tenggara).

"The Agriculture Ministry since 2015 also develop the national parks and national agricultural technology as an acceleration facility impact recognition of agricultural innovation, as a breakthrough for a disclosure about the progress of agricultural innovation to the public," said Mr Hendriadi, who was served as Secretary of the IAARD.