Korporasi Petani, SYL: "Lahan Rawa #Serasi Solusi Pertanian Berkelanjutan"

Indonesia Develops the Potential of Swamp Land for Sustainable Agriculture

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Korporasi Petani, SYL: "Lahan Rawa #Serasi Solusi Pertanian Berkelanjutan"
PANEN PERDANA #SERASI: Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy [kiri, berdiri] setelah arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo [SYL] disampaikan oleh Kepala Balitbangtan Fadjry Djufri di Barito Kuala, Kalsel [Foto: B2B/Mya]

Barito Kuala, Kalsel [B2B] - Pengembangan ´raksasa tidur´ berupa lahan rawa 19,2 juta hektar dari potensi 34,1 juta hektar melalui Program #Serasi, harus didukung penerapan ´korporasi petani´ berbasis inovasi teknologi pertanian sebagai wujud dan watak korporasi, mulai kelembagaan maupun sistem produksi/usaha tani lainnya serta sistem korporasi agribisnis. Hal itu selaras dengan tujuan #Serasi sebagai program unggulan ´Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani´ disingkat #Serasi.

Hal itu dikemukakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] pada Rabu [6/11] dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry saat ´Panen Perdana Padi di Demfarm #Serasi Balitbangtan´ di Desa Jejangkit Mura, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, yang dihadiri Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemprov Kalsel, Syamsir Rahman; Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian [PSP Kementan] Sarwo Edhy; dan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP] Leli Nuryati mewakili Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi.

"Semuanya tentu diwujudkan dalam konteks pengembangan kawasan, apalagi lahan rawa pada umumnya merupakan hamparan luas dan hampir homogen, dengan penduduk yang relatif terbatas dibanding lahan sawah irigasi," kata Mentan SYL.

Keberhasilan pengembangan lahan rawa #Serasi ditentukan oleh kualitas SDM yang menguasasi Iptek, sebagai bagian tidak terpisahkan dalam pembangunan bangsa di masa yang akan datang, dengan membangun SDM yang pekerja keras, dinamis, terampil dan menguasai Iptek. Hal itu selaras dengan prioritas Pemerintahan Joko Widodo - Ma´ruf Amin 2019 - 2024 dengan prioritas utama pembangunan SDM sebagai bagian dari Lima Prioritas Jokowi.

"Pertemuan kita pagi hari ini, juga merupakan dukungan pada salah satu pilar dari pembangunan SDM berbasis Iptek, yaitu mengupayakan manusia pertanian mulai dari peneliti, penyuluh dan petani, bahkan pejabat mengembangkan, memahami dan mempraktikkan serta mendukung pengembangan Iptek, lebih spesifik lagi adalah Iptek Pertanian Lahan Rawa," kata Fadjry mengutip instruksi Mentan SYL yang berhalangan hadir di Barito Kuala, Kalsel.

Dalam konteks lain, generasi kita ke depan atau kaum milenial, tidak perlu ragu karena ke depan kita sudah punya solusi baru untuk pangan Indonesia, yaitu pemanfaatan lahan rawa secara berkelanjutan. Kementan telah menyusun berbagai regulasi pendukung agar lahan rawa tetap sebagai lahan pertanian produktif.

Kementerian Pertanian saat ini melaksanakan program strategis optimalisasi lahan rawa untuk pertanian melalui Program #Serasi seperti yang dilaporkan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Program ini merupakan terobosan kepemimpinan terdahulu untuk mengatasi penyusutan lahan baku sawah di satu sisi, dan peningkatan kebutuhan pangan di sisi lain. Tentu saja program ini akan terus kita lanjutkan, kita perbaiki, dan sempurnakan.   

"Program #Serasi adalah bagian integral dari upaya menuju Indonesia lumbung pangan dunia 2045. Kita harus membangunkan raksasa tidur berupa lahan rawa yang potensinya sangat tinggi namun belum dimanfaatkan secara optimal. 

Menurutnya, Indonesia memiliki total lahan rawa sekitar 34,1 juta hektar, sekitar 19,2 juta hektar di antaranya berpotensi untuk pengembangan pertanian. Sebagian besar lahan-lahan tersebut telah dimanfaatkan untuk pertanian, namun belum optimal, sedangkan sisanya sekitar 7,5 juta hektar masih merupakan lahan kosong, bera, bahkan terlantar. [Tika]

Barito Kuala of South Borneo [B2B] - Optimizing swamp land in Barito Kuala district, South Kalimantan province is expected to realize the Indonesian government´s target as one of the national rice barns across the country. Indonesian Agriculture Ministry deploy dozens of excavators to support irrigation development, according to senior official of the ministry.