Bank Mandiri Buka 300 Kantor Fasilitasi Kredit UMKM
Bank Mandiri to Open 300 Offices to Facilitate Credit for SMEs
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
 b.jpg)
Jakarta (B2B) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan membuka lebih dari 300 kantor pada 2014 untuk memudahkan akses masyarakat serta memperkuat penyaluran kredit ke segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri, Sunarso mengatakan, penyaluran kredit kepada segmen UMKM seluruhnya digunakan untuk pembiayaan usaha produktif.
Atas dasar itu, Bank Mandiri berkomitmen memberikan layanan yang mudah dan cepat kepada pelaku UMKM untuk merealisasikan pengembangan bisnisnya.
"Kami memahami pelaku UMKM membutuhkan modal secara cepat dengan proses yang tidak rumit untuk pengembangan usaha," kata Sunarso.
Hingga Desember 2013, Bank Mandiri telah memiliki 2.949 unit kantor guna mendorong penyaluran kredit ke sektor UMKM. Jumlah itu terdiri dari ?322 Business Banking Center, Floor dan Desk, dan 2.627 unit mikro.
Sementara itu, penyaluran kredit Bank Mandiri ke sektor UMKM hingga Desember 2013 (unaudited) mencapai Rp64,60 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp54,68 triliun.
Jakarta (B2B) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk will open more than 300 new offices in 2014 to facilitate credits for small and medium enterprises (SMEs).
Sunarso, the commercial and banking director of the state lender, said here on Wednesday that credits for SMEs were all for productive business.
The countrys largest bank in assets, therefore, is set to facilitate credits for SMEs to help in their expansion, Sunarso said.
"We are aware that SMEs need faster service with simple process. We are set to respond to the need," he said in a statement.
By December, 2013, Bank Mandiri already had 2,949 units of office to boost credit expansion for SMEs including 322 units of Business Banking Center, Floor and Desk, and 2,627 micro units.
Bank Mandiris outstanding credits for SMEs was Rp64.60 trillion unaudited by December, 2013, up from Rp54.68 trillion na year earlier.
