Aset Negara akan Didata di Buku Dokumen Pengelolaan
Indonesian Govt Prepares Book on Management of State-owned Assets
Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan buku dokumentasi lengkap terkait pengelolaan barang milik negara agar kepemilikan aset dapat terdata lebih baik.
"Tentu tidak dalam periode ini, tapi mungkin dalam pemerintahan berikutnya, itu bisa menjadi sebuah buku tentang neraca kekayaan negara, termasuk aset sumber daya alam," kata Menteri Keuangan Chatib Basri di Jakarta, Rabu.
Menkeu mengatakan Indonesia saat ini memiliki banyak aset mulai dari bangunan, hingga kendaraan tempur, termasuk sumber daya alam yang belum terdata dengan tertib, padahal barang milik negara tersebut mempunyai nilai sangat besar.
"Negara ini mempunyai barang milik negara yang bervariasi, seperti helikopter dan kapal perang. Ini adalah aktivitas luar biasa. Termasuk dalam arti fisik, bumi air dan kekayaan alam lainnya. Artinya `coverage`nya jauh lebih besar," jelasnya.
Ia menambahkan penertiban aset serta penyusunan buku ini akan memberikan keuntungan secara tidak langsung bagi pemerintah, karena pemerintah dapat memiliki data tambahan jaminan aset untuk penerbitan obligasi tertentu.
"Bukunya akan besar sekali nilai asetnya. Kalau digunakan sebagai `leverage`, jadi ini mengenai pembiayaan untuk pembangunan, pak Robert (Dirjen Pengelolaan Utang) tidak akan terlalu sulit (mencari jaminan) dengan aset seperti itu," ujar Menkeu.
Menkeu mengakui melakukan identifikasi aset tidak mudah, namun proses pengelolaan barang milik negara semakin baik dan tertib secara administrasi serta fisik, sejak Direktorat Jenderal Kekayaan Negara terbentuk pada 2005.
"Dulu itu praktis seperti hutan rimba. Sebelum 2005, begitu banyak yang kita punya, tapi kita tidak tahu itu barang milik kita. Tapi kemajuan kita dari 2005 sampai sekarang signifikan, melalui `governance` yang baik," katanya.
Menurut dia, salah satu hal yang terus diupayakan oleh pemerintah adalah melakukan pengelolaan aset milik eks BPPN, yang saat ini belum terselesaikan karena minimnya administrasi serta dokumentasi terkait aset tersebut.
"Untuk aset eks BPPN, identifikasinya masih proses karena dokumennya tidak mudah, dan semua harus dilengkapi. Karena bukan hal yang mengherankan aset mempunyai masalah tertib administrasi seperti kelengkapan dokumentasi," kata Menkeu. (Ant)
Jakarta (B2B) - The Indonesian government is documenting a comprehensive book on the management of state property, so that the ownership of assets can be recorded properly, stated Finance Minister Chatib Basri.
"Certainly, not in this period, but maybe in the next government, it could be a book about the balance of state assets, including the assets of natural resources," Chatib Basri noted here on Wednesday.
The minister remarked that Indonesia has a wealth of assets ranging from infrastructure to combat vehicles, including natural resources that have not been recorded orderly wherein the state property had a high value.
"Indonesia has a lot of assets in the form of state property, such as helicopters and warships. It is remarkable and after taking into account the natural resources, the list becomes even bigger," he noted.
Chatib affirmed that the control of assets and the presence of the book will offer some indirect benefits to the government as it will be able to avail additional data on assets for the issuance of certain bonds.
"The book has a high value if it is used as leverage, so this is about financing for development," he emphasized.
The minister admitted that it was not an easy task to identify the assets. But, since the formation of the Directorate General of State in 2005, the management of state property had been conducted smoothly.
"Prior to 2005, we had so many assets, but we do not know that they belonged to us. But, since 2005, we have progressed significantly," he noted.
According to him, the government will manage the assets of the former Indonesian Bank Restructuring Agency (BPPN), which had not been resolved due to lack of administration and documentation related to these assets.
"For ex-BPPN assets, its identification is not an easy process because the documentation must be completed," he added.
