Kowani Bukan Organisasi Partisan, Hindari Praktik Politik Praktis

Indonesian Women`s Congress is an Independent Organization Not the Partisan

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kowani Bukan Organisasi  Partisan, Hindari Praktik Politik Praktis
Kongres Kowani ke-24 dihadiri Ny Rudiantara, istri Menkominfo (kiri atas), Ketua Umum Kowani Dewi Motik (kanan atas), Giwo Rubianto sebagai kandidat ketua umum 2014-2019 dan mantan ketua umum 1978-1988 Ny Sulasikin Moerpratomo (Foto2: B2B/Mya)

Jakarta (B2B) - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang membawahi 86 organisasi besar perempuan di seluruh Indonesia dengan anggota sekitar 30 juta orang bukan partai politik, sehingga harus menghindari praktik-praktik politik praktis dan tidak beraliansi ke partai politik mana pun.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI yang diwakili oleh Deputi Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Mudjiati mengatakan Kowani harus tetap menjadi wadah perjuangan bagi kaum perempuan mencapai kesetaraan gender. Program kerja Kowani tidak boleh menyimpang dari persoalan yang dihadapi kaum perempuan terutama dalam hal kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Harus tetap dijaga netralitas organisasi, jangan merapat ke partai politik manapun. Ini perlu agar Kowani tetap menjadi wadah bagi semua perempuan dalam menyalurkan aspirasi berorganisasi. Sekaligus menjadi organisasi yang mampu mengayomi kepentingan semua perempuan Indonesia," kata Mudjiati saat membuka Kongres Kowani ke-24 mewakili Menteri Yohana Yembise di Jakarta, Rabu (3/12).

Mudjiati mengakui bahwa selama ini Kowani sudah menempatkan posisinya dengan baik sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan. Melalui peran serta dan partisipasi Kowani, banyak program pemerintah yang terbantu seperti sosialisasi ASI ekslusif, kesetaraan gender, hak bekerja perempuan dan sebagainya.

Kongres Kowani XXIV sekaligus menjadi ajang pemilihan ketua umum periode 2014-2019, yang mengerecut pada tiga kandidat. Mereka adalah Chaeletty Choesyna Taulu mewakili Wanita Pelopor Penerus Kemerdekaan bangsa Indonesia (Wanita PPKBI), Giwo Rubianto mewakili Gerakan Wanita Sejahtera (GWS) dan Dewi Motik Pramono mewakili Wanita Pembangunan Indonesia (WPI).

Jakarta (B2B) - Indonesian Women´s Congress, better known as Kowani as a forum of 86 women´s organizations across Indonesia with 30 million members, not the political party, and should avoid practices of practical politics and not aligned to political party.

Minister of Women Empowerment and Child Protection of Indonesia, represented by the Deputy of the Protection of Women and Children, Mudjiati said Kowani should remain a forum for women´s struggle to achieve gender equality. Kowani work program should not deviate from the issue of women in the nation and state life.

"Neutrality organization must be maintained, not docked to any political party. Kowani should remain as a forum for Indonesian women to convey its aspirations, as well as a organization which protects interests of all Indonesian women," Mudjiati said while opened a working meeting the 24th Congress of Indonesian Women represented Minister Joanna Yembise in Jakarta, Wednesday (3/12).

Mudjiati admits, Kowani has put the government´s position as partners in the development. Through participation Kowani, many government programs that helped as exclusive breastfeeding socialization, gender equality, women´s right to work and so on.

Related to working meeting 24th Indonesian Women´s Congress, was emerged three candidates chairman for the period of 2014-2019. They are Chaeletty Choesyna Taulu represent Women Pioneers Successor Indonesian Independence, Hj Giwo Rubianto MPd represent the Prosperous Women´s Movement, and Dewi Motik Pramono represent Women Development Indonesia (WPI).