230 Penari, Sendratari Ramayana Pecahkan Rekor Dunia
Involve 230, Dancers Ramayana Ballet Break World Record
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Hari Utomo
Translator : Intan Permata Sari

SENDRATARI Ramayana Candi Prambanan meraih penghargaan Guinness World Records sebagai The Largest Ramayana Dance in the World. Penghargaan diberikan Guinness sebagai pertunjukan tari Ramayana dengan jumlah penari terbanyak. Dalam pertunjukan berjudul Api Suci, Sendratari Ramayana Prambanan menampilkan 230 penari dengan 30 pemain musik.
Sendratari Ramayana sendiri telah bertahan selama puluhan tahun, sejak 1961. Sebelumnya, Sendratari Ramayana Prambanan telah mendapatkan PATA Gold Award Winner 2012 se Asia Pasifik.
Penghargaan tersebut diserahkan Client Service Director Guinness World Records Lucia Sini Gagliesi kepada Direktur Utama Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Purnomo Siswoprasetjo di Panggung Terbuka Sendratari Ramayana, Sleman, Yogyakarta, Senin.
Gagliesi menyatakan penghargaan tersebut diberikan kepada Sendratari Ramayana Prambanan sebagai pertunjukan tari Ramayana dengan jumlah penari terbanyak. Dalam pertunjukan berjudul Api Suci, Sendratari Ramayana Prambanan menampilkan 230 penari dengan 30 pemain musik.
Pencapaian tersebut juga diteguhkan oleh notaris Heri Sertana. "Jumlah penari 230 orang dengan jumlah pengrawit 30 orang berhak untuk ditetapkan sebagai yang terbanyak di dunia."
Dalam sambutannya, Purnomo Siswoprasetjo mengungkapkan kebudayaan Indonesia telah berkembang sepanjang sejarah bangsa yang menggambarkan kekayaan Indonesia.
"Mewakili seluruh penari Ramayana Prambanan, saya berharap dengan penghargaan ini dapat semakin meningkatkan apresiasi seni tradisi, terutama ramayana," kata
Drama Tari
Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari, drama dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sansekerta.
Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau babak, penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama-Sinta.
Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Penonton diajak larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.
Rama-Sinta
Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya.
Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.
Penonton akan mendapati adegan menarik seperti permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat. Permainan bola api yang menawan bisa dijumpai ketik Hanoman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai ketika Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.
PRAMBANAN Temple Ramayana ballet was awarded aGuinness World Records as the Largest Ramayana Dance in the World. The award is given by Guinness as Ramayana dance performance by the largest number of dancers ever. In the show titled The Holy Fire, featuring 230 Prambanan Ramayana ballet dancers with 30 musicians.
Ramayana ballet has prevailed for decades, since 1961. Previously, Prambanan Ramayana ballet has received 2012 Asia-Pacific PATA Gold Award Winner.
The award was handed over by Client Service Director of Guinness World Records, Lucia Sini Gagliesi, to the President Director of Temple Tourism Park(TWC) of Borobudur, Prambanan and Ratu Boko Purnomo Siswoprasetjo at the Open Stage of Ramayana Ballet, Sleman, Yogyakarta, on Monday.
Gagliesi claimed the award is given to the Prambanan Ramayana ballet as the performance by the largest number of dancers ever. In the show titled The Holy Fire, Prambanan Ramayana ballet features 230 dancers with 30 musicians.
The achievement was also confirmed by a notary Heri Sertana. "The number of dancers of 230 people with the number of musicians of 30 people has the right to be set as the largest in the world."
In his remarks, said Purnomo Siswoprasetjo Indonesian culture has evolved throughout history that illustrate the wealth of Indonesia.
"On behalf of the entire Prambanan Ramayana dancers, I hope with this award the appreciation of traditional art, especially Ramayana may increase," he said .
Dance Drama
Ramayana ballet is a performing arts beautiful, amazing and hard to compare. This performance is able to unite various Javanese arts such as dance, drama and music on one stage and one momentum to present the Ramayana story, a legendary epic written by Valmiki works in Sanskrit.
Ramayana story presented in this performance is similar to that engraved on Prambanan temple. Like the fabled, Ramayana story carved on Hindu temple is similar to the story in oral tradition in India. A long and stressful storyline was summarized in four plays or round, Sita kidnapping, Anoman mission to Alengka, death of Rahwana or Kumbhakarna or, and the re-meeting Rama Sinta.
All the stories are presented in a series of dance movements performed by beautiful dancers accompanied by gamelan music. Audience is invited late in the story and observe each movement of the dancers to know the story. There is no spoken dialogue from the dancers, the only speakers are singers who portray the story through the songs in the Java language with a distinctive voice.
Rama-Sinta
The story begins when Prabu Janaka held a contest to find the companion of Dewi Shinta (daughter) who eventually won Rama Wijaya. It continues with the adventure of Rama, Shinta and Rama´s younger brother named Lakshmana in the Forest Dandaka. In the forest, they meet Ravana who want to have Shinta as the incarnation of Dewi Widowati, a woman who had long sought.
To attract the attention of Shinta, Ravana change his followers named Marica into Kijang. The effort was successful because Shinta was hooked and asked Rama to chase the deer. Laksama looks for Rama after no return for a quite long while Shinta is abandoned and given protection in the form of the magic circle so that Ravana could not kidnap. Protection failed because Shinta is successfully abducted after Ravana transformed himself into a figure Drona.
At the end of the story, Shinta is successfully won back from Ravana by Hanuman, the monkey figure nimble and powerful. But when brought back, Rama doesn’t trust Shinta anymore and thought she has been tarnished. To prove purity, Shinta is asked to burn her body. Chastity Shinta proves because her body does not burn at all but she becomes more beautiful. Rama eventually takes her back as his wife.
The audience will find interesting scenes such as fireball game and agility of acrobatics dancers. Charming fireball game can be found as Hanuman who will initially be burned alive just manages to burn Ravana´s Alengkadiraja kingdom. The stunt can be found when Hanuman fight with the followers of Ravana. The fireball game when Shinta is about to burn her body is interesting to watch.