Penyelundupan BBM di Batam, Polri Tangkap Tersangka Kelima

Indonesian Police Named Another Suspect in Fuel Smuggling

Reporter : Rusdi Kamal
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Penyelundupan BBM di Batam, Polri Tangkap Tersangka Kelima
Foto: istimewa

Jakarta (B2B) - Satu orang lagi ditetapkan Polri sebagai tersangka kasus penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) di Batam senilai Rp1,3 triliun.

"Ini merupakan tersangka yang ke lima setelah empat orang berinisial YR, DN, NK, dan AA ditahan terlebih dulu," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Brigjen Kamil Razak di kantor PPATK, Jakarta, Senin.

Kamil mengatakan, tersangka ke lima berinisial AA ini ditangkap di Hotel Crowne, Jakarta, pada hari Minggu dini hari, pukul 00.15 WIB.

Tersangka AA ini ditahan dengan barang bukti satu unit kapal bernama Lautan Satu yang digunakan untuk menyalurkan BBM ke pasar gelap.

Kamil juga menuturkan bahwa AA ini merupakan kakak dari tersangka NK, oknum PNS yang memiliki rekening gendut sebesar Rp1,3 triliun.

Uang tersebut merupakan hasil dari penjualan bahan bakar minyak milik Pertamina yang dijalankan secara ilegal bersama ke empat tersangka lain sejak 2008 hingga 2013.

"Seluruh kerugian belum dapat dipastikan karena masih perlu penyidikan lebih lanjut," ujar Kamil.

Berdasarkan pelanggaran yang dilakukan, para tersangka dapat dijatuhi pasal 3 tahun 2010 tentang tindak pidana pencucian uang serta pasal 2 undang-undang korupsi.

Jakarta (B2B) - Indonesian Police have named another suspect in an alleged attempt of smuggling fuel oils in the industrialized island of Batam.

"This is the fifth suspect. The other four suspects identified by their initials as YR, DN, NK and AA have been detained," Director of Special Economic Crime at the National Police Criminal Investigation Directorate (Bareskrim) Brig. Gen. Kamil Razak said here on Monday.

The fifth suspect identified by his initials as AA was arrested at Crowne Hotel in Jakarta early Sunday at 00.15 a.m. local time, he said.

AA was arrested along with the seizure of MV Lautan Satu believed to be used to distribute fuels to the black market, he said.

Razak said AA is the older brother of suspect NK, a civil servant who has bank deposits worth Rp1.3 trillion.

The money was obtained from the illegal sale of fuel oils owned by state oil and gas company Pertamina between 2008 and 2013, he said.

"The total losses are still unknown because further investigation is still needed," he said.

The suspects are charged with violating article 2 of the law on money laundering crimes and article 2 of the anti-corruption law.