Penyadapan di Jakarta, Indonesia Tuntut Penjelasan AS
Indonesia Urges US to Clarify Spyng and Tapping Issues
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa meminta klarifikasi kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait kabar tentang aksi spionase dan penyadapan di Kedutaan Besar AS di Jakarta.
"Indonesia sudah menyampaikan protes keras kepada pihak Kedubes AS di Jakarta dan saat ini menunggu pernyataan resmi dari pemerintah AS," kata Marty Natalegawa.
Marty menyatakan apabila keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan tersebut benar ada, tindakan AS itu bukan hanya merupakan pelanggaran keamanan, tetapi juga pelanggaran serius atas norma dan etika diplomatik.
Informasi penyadapan tersebut merujuk pada keterangan Edward Snoweden yang mengungkap peta rahasia yang berisi 90 daftar fasilitas pengintaian di seluruh dunia, termasuk fasilitas intelijen komunikasi di kedutaan besar di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh, dan Yangoon. Peta rahasia itu diungkap oleh majalah Jerman Der Spiegel dan Sydney Morning Herald.
Peta yang bertanggal 13 Agustus 2010, menunjukkan fasilitas penyadapan tersebut tersebut berada di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang, dan Singapura--negara yang dikenal sebagai sekutu terdekat AS. Der Spiegel melaporkan, bahwa operasi intelijen tersebut dikendalikan dua badan intelijen utama di AS yakni Central Intelligence Agency (CIA) dan the National Security Agency (NSA).
Jakarta (B2B) - Foreign Minister Marty Natalegawa requested the United States to clarify issues regarding the presence of spying and tapping devices in the US embassy in Jakarta.
"We have spoken to the representative of the embassy and now awaits for official statement from the US government," the Minister said.
Natalegawa said that if tapping devices are indeed present, the United States will be considered of conducting violations against national security and diplomacy ethics.
Information on the presence of tapping device was obtained when Edward Snowden leaked a secret map of 90 phone-tapping facilities owned by the United States spread around the globe. The map was published by German magazine Der Spiegel and Sydney´s Morning Herald. Some of the markers in the map shows Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Pnom Penh, and Yangon.
The map, which was dated August 13, 2010, listed spy facilities located in US ally countries including, Australia, New Zealand, England, Japan, and Singapore. Der Spiegel reported that the operation involved two major intelligence agencies, namely the Central Intelligence Agency (CIA) and the National Security Agency (NSA).
