Pertumbuhan Ekonomi 2015, DPR dan Pemerintah Sepakat Turun ke 5,7%
Indonesian Parliament and Govt Agreed to Lower 2015 Economic Growth Assumption
Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Komisi XI DPR RI menyatakan sepakat dengan pemerintah untuk menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam draf RAPBN-Perubahan 2015 dari usulan sebelumnya sebesar 5,8% menjadi 5,7%.
"Angka 5,7 persen merupakan ekstra effort dari belanja APBN dan kapitalisasi dari Quantitative Easing di Eropa serta Jepang," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat memberikan penjelasan dalam rapat kerja dengan Komisi XI di Jakarta, Senin malam.
Dalam rapat kerja membahas asumsi makro RAPBN-Perubahan 2015 ini ikut hadir Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Gubenur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin.
Bambang menjelaskan angka pertumbuhan ekonomi pada 2015 mengalami penurunan secara baseline, karena terpengaruh kondisi perekonomian global yang diperkirakan masih melambat dan turunnya harga komoditas dunia.
Namun, pemerintah masih bisa mendorong pertumbuhan lebih tinggi, karena memiliki ruang fiskal yang akan dimanfaatkan untuk belanja infrastruktur, serta perkiraan tambahan dari dampak kebijakan stimulus moneter yang dilakukan Bank Sentral Eropa.
"Dengan adanya penurunan ekonomi global, baselinenya 5,1 persen, ditambah 0,5 persen ekstra effort dari perubahan pola belanja akibat realokasi subsidi BBM dan perkiraan dampak positif dari Quantitative Easing ke Indonesia 0,1 persen," kata Bambang.
Jakarta (B2B) - The Indonesian parliament and Joko Widodo administration have agreed to lower economic growth assumption from 5.8 percent in the 2015 state budget to 5.7 percent in the draft 2015 revised state budget.
"The 5.7 percent growth is set with an extra effort after considering the budget expenditure and quantitative easing in Europe and Japan," Indonesian Finance Minister, Bambang Brodjonegoro said in a hearing with the Commission XI of the DPR on Monday night.
In the hearing with Commission XI, National Development Planning Minister/Head of the National Development Board Andrinof Chaniato, Bank Indonesia (the centeral bank) Goveronor Agus Martowardojo and Head of the Central Bureau of Statistics (BPS) Suryamin were also present.
Mr Brodjonegoro stated that the baseline of the economic growth in 2015 is predicted to decline due to global economic conditions and the drop in worlds commodity prices.
Yet, the government is still doing its best to boost higher economic growth as it still has a fiscal room which will be utilized for infrastructure expenditure and as it still has financial addition as a result of the monetary stimulus by the European Central Bank.
"With the global economic downturns, the baseline of the countrys economic growth is 5.1 percent, plus 0.5 percent with extra efforts in changing the expenditure pattern in reallocating fuel oil subsidy and the 0.1 percent predicted positive impact of the quantitative easing," Mr Brodjonegoro said.
