Cuaca Ekstrim Diperkirakan Hingga Pertengahan Januari 2013

Extreme Weather is Estimated until Mid-January 2013

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Cuaca Ekstrim Diperkirakan Hingga Pertengahan Januari 2013
Foto: B2B

Jakarta (B2B) - Masyarakat diminta untuk mewaspadai cuaca ekstrim hingga pertengahan Januari 2013, karena menurut data citra satelit, seluruh wilayah Indonesia diliputi awan tebal pembawa potensi hujan lebat dan angin kencang penyebab banjir dan longsor.

"Laut di sekitar Indonesia saat ini cukup hangat, lebih hangat dua derajat dari rata-rata, itu berarti penguapan lebih masif yang menjadi sumber pembentukan awan," kata Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Dr Thomas Djamaluddin di Jakarta, Rabu (9/1/2013).

Potensi cuaca ekstrim, menurutnya, bisa dilihat dari peta angin yang menunjukkan adanya daerah tekanan rendah di Selatan Nusa Tenggara dengan tekanan sekitar 998 mbar (millibar), lebih rendah dari rata-rata yang sekitar 1.013 mbar.

Daerah tekanan rendah itu berpotensi menimbulkan pusat badai (siklon) tropis yang menyedot udara di sekitarnya dan berpotensi menimbulkan angin kencang, tambahnya, di mana data menyebut kecepatannya saat ini sekitar 40 knot (80 km/jam).

"Buktinya badai yang dinamai Narelle telah terbentuk di selatan Nusa Tenggara. Badai itu akan bergerak ke arah Barat menuju selatan Jawa, sebelum akhirnya melemah dan hilang," katanya.

Ia menjelaskan karena pusat badai adalah daerah tekanan rendah, maka udara di sekitarnya akan disedotnya sehingga menimbulkan angin kencang yang berdampak pada terjadinya gelombang tinggi di laut sekitar pusat badai.

Jadi, laut di sekitar Nusa Tenggara, Jawa, dan Sulawesi berpotensi kena dampaknya yakni gelombang tinggi sekitar 2-6 meter, ujarnya.

Jakarta (B2B) - People prompted to be wary extreme weather until mid-January 2013, because, according to satellite imagery data, the entire territory of Indonesia thick cloud over the potential carriers of heavy rain and strong winds cause flooding and landslides.

"The sea around Indonesia is quite warm, two degrees warmer than the average, that means more evaporation is the source of massive cloud formation," said Deputy Science, Assessment, and Aerospace Information Institute of Aeronautics and Space Agency (Lapan), Prof. Dr. Thomas Djamaluddin in Jakarta, Wednesday (01/09/2013).

The potential for extreme weather, he said, could be seen from the wind map shows the area of ​​low pressure in the South Nusa Tenggara with a pressure of about 998 mbar (millibar), lower than the average of which is about 1013 mbar.

The area of low pressure that could potentially lead to the center of the storm (cyclone) that suck the tropical air around it and potentially high winds, he added, in which the data refer to the current speed of about 40 knots (80 km / h).

"The proof Narelle named storms have formed in the south of Nusa Tenggara. Storm will move westward toward southern Java, before eventually weaken and disappear," he said.

He explained that since the center of the storm is a low pressure area, the air around it will be suctioned, causing strong winds that have an impact on the high waves in the sea around the center of the storm.

"Thus, the sea around Nusa Tenggara, Java, and Sulawesi potentially be impacted ie about 2-6 meter high waves," he said.