Satgas BLBI Sita Aset Tanah Perusahaan Tommy Soeharto di Karawang

Indonesia Takes Over Land Controlled by Suharto Son`s Firm

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Satgas BLBI Sita Aset Tanah Perusahaan Tommy Soeharto di Karawang
SITA TANAH: Pada Jumat, pihak berwenang menyegel aset - empat bidang tanah di daerah Karawang Jawa Barat dengan luas total 120 hektar [Foto: istimewa]

PEMERINTAH RI pada Jumat [5/11] menyita aset PT  Timor Putra Nasional [TPN] milik Tommy Soeharto seluas 124 hektar di Kawasan Industri Mandala Putra, Dawuan, Cikampek, Karawang, Jawa Barat, dalam upaya Satuan Tugas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) menyita aset Tommy Soeharto senilai Rp600 miliar.

Langkah penyitaan merupakan bagian dari upaya lebih luas BLBI untuk menarik pinjaman yang belum dibayar yang diberikan sebagai dana talangan bank selama krisis moneter 1997-1998.

Produsen mobil TPN yang dikendalikan oleh putra bungsu Suharto Hutomo "Tommy" Mandala Putra, memiliki utang kepada negara sebesar Rp2,6 triliun rupiah setelah gagal membayar pinjaman kepada bank-bank BUMN milik negara selama krisis.

Pemerintah RI telah mengeluarkan surat untuk menyita aset yang digunakan sebagai jaminan, tetapi tidak secara fisik mengambilnya karena "hambatan di lapangan", katanya.

Pada Jumat, pihak berwenang menyegel aset - empat bidang tanah di daerah Karawang Jawa Barat dengan luas total 120 hektar, katanya.

Ratusan personel polisi dan militer mengawasi proses tersebut, sekaligus mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Tommy Suharto tidak dapat dihubungi begitu pula asisten serta pengacaranya tidak menanggapi beberapa permintaan komentar seperti dikutip Reuters.

Pengacaranya baru-baru ini menghadiri pertemuan dengan pihak berwenang untuk membahas utang Timor, menurut laporan media.

Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk memulihkan dana dari perusahaan, termasuk membawanya ke pengadilan pada 2008.

TPN ditugaskan untuk membangun mobil nasional Indonesia pada era mantan Presiden Soeharto.

Pengamat mengatakan mantan Presiden Soeharto, yang meninggal pada Januari 2008, disebut mengumpulkan suap atau kesepakatan senilai $45 miliar selama masa kepresidenannya, yang selalu disangkal oleh Soeharto maupun keluarganya.

Setelah dipenjara karena membayar pembunuh bayaran untuk membunuh seorang hakim, Tommy kini memimpin partai politik Berkarya, yang gagal meraih kursi di DPR pada Pemilihan Legislatif [Pileg] 2019. Tommy juga mengendalikan perusahaan transportasi PT Humpuss Intermoda Transportasi dan bisnis lainnya, yang dilansir MailOnline.

INDONESIA'S government on Friday took over land assets linked to an automaker company owned by the son of late president Suharto, in its latest attempt to recover money from the once-powerful family.

The move was part of wider efforts to recoup $7.7 billion of unpaid loans given as bank bailouts during the 1997-1998 financial crisis.

Carmaker PT Timor Putra Nasional, controlled by Suharto's youngest son Hutomo "Tommy" Mandala Putra, has an outstanding debt to the state amounting to 2.6 trillion rupiah ($180.87 million) after defaulting on loans to state banks during the crisis, according to a statement.

The government had issued letters to seize the assets used as collateral, but had not physically taken them over due to "obstacles on the ground", it said.

On Friday, authorities sealed the assets - four plots of lands in the Karawang area of West Java with a total size of 1.2 million sqm (120 hectares), it said.

Hundreds of police and military personnel oversaw the process, local media reported.

Tommy Suharto could not be reached and his assistants and lawyer did not respond to multiple requests for comment.

His lawyer had recently attended meetings with authorities to discuss Timor's debt, according to media reports.

The government has made several attempts to recover  funds from the company, including taking it to court in 2008.

Timor was assigned to build Indonesia's national car during the Suharto era.

Critics said the elder Suharto, who died in January 2008, had amassed https://www.reuters.com/article/uk-indonesia-suharto-factbox-idUKJAK495620080127 as much as $45 billion in kickbacks or deals during his presidency, which he and his family always denied.

Once jailed for paying a hitman to kill a judge, Tommy is now chairman of the Berkarya political party, which failed to win a seat in the national parliament in the 2019 elections. He also controls shipping company PT Humpuss Intermoda Transportasi and other businesses. ($1 = 14,375.0000 rupiah)