Belum Maksimal, Upaya Pemerintah Turunkan Angka Kematian Ibu sesuai MDGs PBB
Indonesian Govt Effort to Reduce Neonatal Mortality in Line with MDGs Ineffective
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Upaya pemerintah Indonesia untuk menurunkan kematian ibu (AKI) dan angka kematian neonatus (AKN) searah dengan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kurang berhasil.
Bahkan menurut perkiraan terakhir yang diumumkan oleh pemerintah, AKI, yang diukur sebagai jumlah kematian terkait dengan kehamilan dan persalinan per 100 ribu kelahiran hidup, sebenarnya meningkat belakangan ini.
"Walaupun perkiraan tersebut ditengarai memiliki margin kesalahan yang cukup besar, hasilnya tetap mengindikasikan kurang adanya kemajuan berarti dan bahkan menimbulkan kesangsian kemampuan Indonesia mencapai target MDGs pada 2015," seperti dilansir Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan National Research Council of the National Academics (US NAS) melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Kamis (20/2).
Laporan ini menyajikan beberapa saran konkret untuk menurunkan jumlah kematian terkait dengan persalinan. Misalnya, Indonesia sebaiknya menentukan target yang memungkinkan setiap perempuan Indonesia melahirkan di fasilitas yang memenuhi persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pelayanan persalinan.
AIPI - US NAS menyarankan agar sistem pelayanan diatur oleh satu unit instansi pemerintah pusat saja untuk menghindari disparitas jenis dan kualitas pelatihan tenaga medis antar-daerah, akreditasi dan standar pelayanan fasilitas, serta pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan untuk pemantauan dan penilaian kematian ibu dan bayi.
Studi yang disiapkan Komite Bersama yang beranggotakan pakar keilmuan terkait yang dipilih oleh kedua akademi ilmu pengetahuan tersebut di atas. Salah satu hasil studi menyebutkan bahwa walaupun sebagian besar persalinan adalah normal dan aman, namun dapat terjadi komplikasi pra-persalinan yang tidak terdeteksi meskipun persalinan di rumah sakit, terlebih bila persalinan dilakukan di rumah.
Penanganan yang efektif untuk para ibu dan bayi baru lahir dalam kasus demikian, kemungkinan bersar memerlukan obat, transfusi darah dan/atau operasi caesar, yang tidak dapat dilaksanakan di rumah. Studi ini juga menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran pemerintah untuk bidang kesehatan masih sangat rendah. Demikian pula jumlah dokter, terutam spesialis kebidanan dan dokter spesialis anak jauh di bawah target nasional dan tersebar sangat tidak merata.
Jakarta (B2B) - The Indonesian government´s effort to reduce maternal and neonatal mortality in line with the Millenium Development Goals of the United Nations have been largely ineffective.
In fact, the most recent estimates released by the Indonesian government suggest that the maternal mortality ratio, defined as the number of maternal deaths in pregnancy and childbirth per 100,000 live births, actually rose in recent years.
"While these estimates are subject to considerable margins of error, they indicate an overall lack of significant progress and shed doubt on Indonesia´s ability to achieve its Millenium Development Goal targets by 2015, says the report, prepared by joint committee of experts selected by the two academies," as stated by Indonesian Academy of Sciences (AIPI) National Research Council of the National Academics (US NAS) through a written statement in her today.
The report makes a series of concrete recommendations to reduce the number of deaths associated with childbirth. For example, Indonesia government should set a goal of enabling every Indonesian woman to give birth in a facility that satisfies World Health Organization standards for children care.
And the system of care should be organized by under one central government agency to eliminate current disparities in worker training, licensing and standards of care in facilities, and collection of relevant data for monitoring and evaluation.
Currently, a large number of births in Indonesia still take place at home, and while most home births are attended by midwives or traditional birth attendants, they frequently lack the skills and experience needed to save lives in the face of obstetrical emergencies.
Although the great majority of births are normal and safe, when complications do occur, they often cannot be detected before the actual childbirth even in hospital, and they cannot be detected in a home setting. Effective treatment for these mothers and newborns may require drugs, blood transfusions and/or cesarean section, which are not available or performed in a home setting. The reports also notes that the level of government spending on health and the number physicians, and especially specialists produced in Indonesia and that are critical to providing these services, are far below national targets and unequally distributed.
