Pemerintah Susun Formula Sanksi K/L dan BUMN Gunakan Produk Asing
Indonesian Govt Preparing the Format of Sanctions to Use Foreign Products
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Menteri Perindustrian RI Saleh Husin mengatakan sudah banyak produk yang diproduksi di dalam negeri. Tidak hanya pipa sebagaimana dicontohkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tetapi banyak sekali, misalnya untuk boiler, turbin dalam skala kecil atau travo, kabel, maupun pada lainnya yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri.
“Ini yang harus diprioritaskan, tidak lagi harus dari produk asing,” kata Menteri Saleh Husin kepada wartawan seusai sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Jokowi di kantor Kepresidenan, Jakarta, belum lama ini.
Dalam sidang kabinet tersebut, Presiden Jokowi kembali menegaskan pentingnya penggunaan produk-produk dalam negeri kepada seluruh kementerian/lembaga dan terutama juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Presiden bahkan meminta kepada kementerian/lembaga agar menginventariasi daftar kebutuhan barang.
“Kalau barang-barang itu memang harus diimpor, tolong dilihat lagi, bisa ada subtitusi barangnya atau tidak yang bisa diproduksi di dalam negeri,” kata Preside Jokowi seraya meminta Menteri Saleh Husin harus bisa mencari solusi dimana barang ini harus diproduksi.
Beberapa contoh, lanjut Presiden Jokowi, banyak sekali seperti pemipaan, pipa, banyak yang masih impor padahal di Batam itu produksi pipa kita sudah sangat bagus, memiliki kualifikasi bagus, mempunya kuantiti yang bagus, kapasitasnya gede, hanya terpakai 40 persen karena kementerian, lembaga, BUMN impor.
“Ini sudah tidak boleh lagi, stop! Agar neraca perdagangan kita menjadi semakin baik dan produksi di dalam negeri semuanya bisa bergerak,” tegas Presiden Jokowi.
Menperin meyakini, jika sudah ada daftar dari kementerian/lembaga (K/L) mengenai belanja modal produk dalam negeri sebagaimana diminta oleh Presiden Jokowi, maka pemerintah akan memprioritaskan penggunaan dari pada produk-produk yang sudah bisa dihasilkan oleh putra-putri dalam negeri sendiri.
List belanja modal dalam negeri dari K/L dan BUMN itu, diyakini Menperin akan meningkatkan penyerapan produksi dalam negeri yang cukup besar.
Bisa sampai 20 persen? “Harusnya bisa cukup besar, nilainya kan cukup besar itu,” ucap Menperin.
Menperin meyakini para menteri akan menindaklanjuti permintaan Presiden Jokowi terkait penggunaan produk dalam negeri itu.
Disamping itu, lanjut Saleh, Pemerintah juga mempunyai kiat. “Kami sedang melakukan penyusunan MoU dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk dapat melakukan audit tentang penggunaan produk dalam negeri dari setiap instansi pemerintah baik kementerian atau BUMN,” ujar Saleh seperti dilansir Setkab.
Terkait kemungkinan masih adaya K/L atau BUMN yang masih melakuka impor, Menperin menegaskan, bahwa pemerintah sedang menyusun format sanksinya. “Nanti lagi disusun, itu yang akan dicari formatnya."
Jakarta (B2B) - The Indonesian Industry Ministry, Saleh Husin stated there are many products that have been produced in the country, not only pipe as exemplified by President Joko Widodo but also has many products, for example for boiler, turbine on a small scale or a transformer, cables, and other items that can be produced domestically.
“It should be prioritized, no longer have to use foreign products,” Minister Husin told reporters after a cabinet session led by President Widodo at the the president's office here recently.
In the cabinet meeting, President Widodo reiterated that the importance of the use of domestic products to all ministries and institutions especially also the state-owned enterprises (SOEs).
President Widodo even asked the ministries/institutions to inventory list of goods needs.
“If the goods had to be imported, please see again, is there any substitution of goods that can be produced in the country,” President Widodo said while asked Minister Husin should be able to find a solution where the goods have to be produced.
For example, Widodo continued, just like pipes, which still imported, whereas in Batam that our pipes production have been very good, have good qualifications, quantity and large capacity, but only used 40 percent because of ministries, agencies, state enterprises are still importing.
“It is not allowed anymore, stop! In order for our trade balance became better and production in the country everything is moving,” President Widodo said.
Mr Husin believes, if the ministry/institutions have provided a list of the capital expenditure of domestic products as requested by the President Widodo, then the government will prioritize the use of the products, which can be produced in our own country.
In addition, Minister Husin continued, the government also has tips. “We’re doing the preparation of MoU with the Financial and Development Supervisory Agency to perform audits on the use of domestic products of each government institutions either the ministry or state-owned enterprises.”
Related to the possibility of the persistence of the ministry/institutions or SOEs that still importing, Minister Husin emphasized that the government was preparing sanctions format “Being drafted, it will look for the format,” he said.
