Indusri Jasa Keuangan Indonesia, OJK Klaim Masih Terjaga
OJK Declared Indonesia`s Financial Service Industry Remains in Good Condition
Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim, kondisi industri jasa keuangan secara umum hingga Februari 2015 masih terjaga dengan stabilitas yang memadai. Hal itu ditandai, dengan terus menguatnya arah perdagangan pasar saham dan pasar surat utang domestik.
Rapat Bulanan Dewan Komisioner OJK pada Kamis (12/3) menyatakan, kinerja keuangan dan profil risiko di lembaga jasa keuangan juga terpantau masih dalam kondisi normal.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, pasar modal domestik pada Februari 2015 melanjutkan kecenderungan menguat.
"Hal ini terlihat dari peningkatan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan penurunan imbas hasil surat berharga negara (SBN) ,yang disertai oleh net buy investor non-residen di pasar saham maupun pasar SBN," ujar Nurhaida, saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Nurhaida mengatakan, beberapa faktor yang melatarbelakangi penguatan pasar saham dan surat utang domestik, di antaranya adalah pengaruh sentimen global, antara lain normalisasi The Fed yang belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat, kesepakatan bailout Yunani, dan quantitative easing zona Euro, serta membaiknya kondisi fundamental makroekonomi domestik.
Sementara itu, kondisi keuangan lembaga jasa keuangan masih terpantau dalam kondisi baik.
Di industri jasa keuangan, pertumbuhan kredit perbankan dan piutang pembayaran Januari 2015 tercatat masing-masing sebesar 11,55 persen dan 4,68 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya 11,58 persen dan 5,22 persen (yoy), sejalan dengan proses penyesuaian dalam perekonomian domestik.
Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan per Januari 2015 tercatat cukup tinggi, sebesar 21,01 persen. Naik dibandingkan Desember 2014 19,87 persen.
"Pada tahun 2015 ini, sejalan dengan membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan kredit perbankan dan piutang pembiayaan diperkirakan akan meningkat," kata Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan III OJK Irwan Lubis.
Di industri perasuransian, kecukupan investasi asuransi jiwa maupun asuransi kerugian untuk menutup kewajiban kepada pemegang polis, juga tercatat masih memadai.
"Di industri pembiayaan, gearing ratio (tingkat utang) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 3,54 kali. Jauh di bawah ketentuan maksimum 10 kali," kata Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Keuangan Non Bank OJK Firdaus Djaelani.
Jakarta (B2B) - The indonesian Financial Service Authority, known as the OJK said the countrys financial service industry was still in good condition until February, 2015 with adequate stability marked by growing trade at domestic stock and bond market.
OJK commissioners in a monthly meeting on Thursday said financial performance and risk profile of financial service agencies were also still in normal.
OJK chief executive for supervision of stock market Nurhaida cited that the domestic stock market continued expansion in February .
"This was shown in the increase of index and a decline in yield of the state bonds, as well as foreign net buy both in share and bond markets," Nurhaida told reporters.
She said among the factors contributing to the growth of the domestic stock and bond markets were global sentiments such as expectation that the Fed would not raise its fund rate earlier, Greek bail out agreement , quantitative easing in euro zone and improvement in Indonesia economic fundamental.
Meanwhile, the financial condition of the financial service agencies remained good, she said.
She pointed to increase in capital adequacy ratio (CAR) of banks to 21.01 percent in January, 2015 up from 19.87 percent in December, 2014
"In line with the improvement in expectation for economic growth, bank credits and financing are expected to increase in 2015," OJK deputy for banking supervision Irwan Lubis said.
In insurance industry investment adequacy in life insurance and loss insurance was fairly good, Irwan said.
"in In financing industry gearing ratio of finance companies was 3.54 times well below the maximum level of 10 times," OJK chief executive for supervision of non bank financial agencies Firdaus Djaelani said.
