Pemerintah Percepat Digitalisasi Pengadaan Barang dan Jasa

Government Accelerates Digitization of Procurement of Goods and Services

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pemerintah Percepat Digitalisasi Pengadaan Barang dan Jasa
DUNIA DIGITAL: Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah [LKPP] Abdullah Azwar Anas saat memberikan keterangan usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara. [Foto: Setpres RI]

Jakarta [B2B] - Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah arahan kepada jajarannya terkait percepatan transformasi digital pengadaan barang dan jasa pada rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Kamis [26/8].

Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah [LKPP] Abdullah Azwar Anas mengatakan, Presiden meminta agar pihaknya menyederhanakan proses pendaftaran e-katalog.

“Intinya Bapak Presiden memerintahkan tidak boleh lagi masuk e-katalog berbelit-belit. Tidak boleh lagi sulit untuk diakses dan ini sekarang sudah mudah diakses. Kedua, supaya tidak hanya pengusaha besar saja, maka beliau memerintahkan e-katalog lokal harus hidup. Pokoknya saat ini syarat-syarat yang berat telah kita potong dan semua kabupaten/kota sekarang sudah punya e-katalog. Hasilnya sekarang produknya sudah banyak yang masuk,” tutur Abdullah.

Selain itu, Jokowi juga meminta agar ada sistem yang terintegrasi dalam hal pengadaan barang dan jasa. Oleh karena itu, LKPP bersama-sama dengan kementerian/lembaga terkait melakukan kerja sama untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi atau program untuk memudahkan pembayaran produk UMKM di daerah.

“Selama ini UMKM tidak bisa dibeli produknya, diutang oleh pemerintah daerah, karena bayarnya harus pakai SP2D, kecuali di bawah Rp50 juta. Nah sekarang dengan kartu kredit pemerintah, ini ke depan akan lebih mudah untuk membayar UMKM di daerah,” imbuhnya.

Selain memudahkan proses masuk di e-katalog, di saat yang bersamaan LKPP juga diminta melakukan pembekuan sejumlah produk-produk impor. Sedikitnya sebanyak 13.600 produk impor yang telah memiliki produk substitusi dibekukan atau tidak bisa dibeli lagi di e-katalog.

“Ini trennya ke depan akan meningkat karena sistem kami insyaallah nanti yang block chain dan big data ini akan segera selesai bersama PT Telkom,” imbuhnya.

Dari sisi regulasi, Abdullah juga menyebutkan bahwa pihaknya telah menyampaikan rencana undang-undang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Sebagai pembanding, LKPP melihat sejumlah negara seperti Amerika Serikat, India, Filipina, hingga Tiongkok.

“Ini kami tadi sudah sampaikan benchmarking-nya di Amerika, kemudian juga di India, dan di beberapa negara yang lain termasuk di Filipina, di Tiongkok bagaimana mereka sangat kuat salah satunya adalah ada afirmasi terhadap produk-produk dalam negeri,” tuturnya.

LKPP juga melakukan konsolidasi pengadaan barang dengan menyatukan anggaran yang besar di beberapa kementerian. Sebagai contoh dalam pengadaan laptop di Kementerian Keuangan dan Kementerian Pendidikan, pemerintah bisa menghemat hingga Rp1,8 triliun karena adanya diskon yang mencapai 27,4 hingga 29 persen dari produsen karena pembelian dalam jumlah banyak.

“Kita tidak hanya satu, ada 6-7 produsen alhamdulillah kita bisa dapat diskon dari sini 27,4 persen dan 29 persen. Hasilnya, negara bisa hemat Rp1,8 triliun. Tentu di sistem pengadaan yang lain, Ibu Menteri Keuangan juga melihat bagaimana di negara lain bisa melakukan konsolidasi sehingga penghematan uang negara bisa berjalan dengan baik,” ucapnya.

Jakarta [B2B] - President Joko Widodo conveyed a number of directions to his staff regarding the acceleration of digital transformation of the procurement of goods and services at a limited meeting at the State Palace, Jakarta, Thursday [26/8].

Head of the Government Goods/Services Procurement Policy Institute [LKPP] Abdullah Azwar Anas said the President requested that his party simplify the e-catalog registration process.

“Essentially, the President has ordered no longer to enter convoluted e-catalogs. It can no longer be difficult to access and it is now easily accessible. Second, so that it is not only big businessmen, he ordered local e-catalogs to be live. Anyway, currently we have cut the tough requirements and all regencies/cities now have e-catalogs. As a result, now a lot of products have come in,” Abdullah said.

In addition, Jokowi also requested that there be an integrated system in terms of procurement of goods and services. Therefore, LKPP together with relevant ministries/agencies cooperate to integrate various applications or programs to facilitate payments for MSME products in the regions.