Jenazah Terlantar, Kapolsek Tanjung Priok Beri Penjelasan

Fourteen Hours to Collect a Corpse in Jakarta as COVID Toll Mounts

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Jenazah Terlantar, Kapolsek Tanjung Priok Beri Penjelasan
ILUSTRASI: Jenazah positif Covid-19 . [Foto: Reuters/MailOnline]

SOSOK JENAZAH yang diduga meninggal karena Covid-19 tergeletak dan terlantar di depan rumahnya di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara [Jakut] pada Senin, [22/6]. Peristiwa ini sempat menghebohkan warga sekitar.

Kapolsek Tanjung Priok, Ghulam Pasaribu menanggapi tentang jenazah Covid-19 yang ditinggalkan di depan pintu sebuah rumah di Jakarta Utara dan menyatakan penelantaran jenazah Covid-19 adalah informasi yang tidak benar.

Kapolsek Ghulam langsung memanggil gugus tugas Covid-19, tetapi diberi tahu harus menunggu terlebih dahulu.

"Jadi kita dapat informasi dari RW langsung ada korban diduga Covid. awalnya seperti itu. kita cek ke rumahnya bahwa datanya ternyata yang bersangkutan positif tapi positif yang tidak terdata," katanya saat di konfirmasi Rabu [23/6].

Menurutnya, warga yang meninggal tersebut bukanlah warga yang terdata di Kelurahan Sunter Agung dan merupakan warga asal Kelurahan Papango, Jakut. 

"Datanya bukan di Sunter Agung. Jadi dari tanggal 12 sudah covid tapi tidak melaporkan jadi pihak puskesmas kesulitan," katanya.

Kendati demikian, Kapolsek Ghulam langsung memanggil gugus tugas Covid-19 begitu menerima informasi dari RW setempat. Namun, jenazah itu tidak bisa langsung dievakuasi.

"Jenazah itu berada di urutan kedelapan dalam antrian karena gugus tugas COVID-19 Jakarta sedang menangani korban lainnya," katanya.

Jenazahnya, kata Kapolsek Ghulam, diambil pada Selasa pukul 01.30 WIB, lebih dari 13 jam kemudian.

Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Ivan Nurcahyo mengatakan, itu adalah salah satu 143 pemakaman di Jakarta hari Senin.

Indonesia mencatat 14.536 kasus virus corona baru pada Senin, peningkatan harian tertinggi sejak pandemi dimulai seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.

IT TOOK almost 14 hours to collect a COVID-19 corpse in Jakarta this week, police said, as the Indonesian capital scrambles to deal with a surge in coronavirus cases and deaths.

Police in the port area of Tanjung Priok said they responded on Monday to a call about a COVID-19 corpse, wrapped in a white shroud, left on the doorstep of a North Jakarta home.

Not authorised to handle coronavirus victims, officers called the local taskforce, but were told there would be a wait.

"That body was eighth in the queue because the Jakarta COVID-19 taskforce was handling other victims," said Ghulam Pasaribu, Tanjung Priok Police chief.

The body, he said, was collected at 1.30 am on Tuesday, more than 13 hours later.

It was one of 143 burials in Jakarta that day - the most since the pandemic began - according to Ivan Nurcahyo at Jakarta´s parks department, which handles cemeteries and burials.

The same day in another part of town, a 69-year-old grandmother who tested positive had to take public transport to a hospital, after her family failed to find an ambulance, television station MetroTV said.

The stories offer a window into the strains on Indonesia´s fragile healthcare system as case numbers and deaths mount.

Indonesia recorded 14,536 new coronavirus cases on Monday, the highest daily increase since the pandemic began.