Kemenristek Tawarkan Solusi Iptek untuk Perubahan Cuaca Ekstrim

Indonesian Ministry of Research and Technology Offers Solutions of Extreme Weather

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Kemenristek Tawarkan Solusi Iptek untuk Perubahan Cuaca Ekstrim
Kepala UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Heru F Widodo (kanan) Foto: B2B/Mya

Jakarta (B2B) - Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) menawarkan solusi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) untuk memprediksi maupun mengantisipasi perubahan cuaca ekstrim di Indonesia. Solusi ini telah diterapkan untuk menangani bencana banjir di Jakarta dan kebakaran hutan maupun pemadaman asap di Riau.

Kepala UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Heru F Widodo mengatakan sejauh ini terdapat beberapa solusi Iptek yang dilakukan antara lain melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), Sistem Informasi Mitigasi Bencana Alam (SIMBA), pengembangan Satelite Disaster Early Warning System (Sadewa), dan lain-lain.

"Kondisi curah hujan tahun 2013 berbeda dengan di tahun ini. Tahun ini, lewat teknologi modifikasi cuaca terhadap penurunan curah hujan sebanyak sekitar 33,29%, sementara di 2013 sebanyak 35%," kata Heru F Widodo kepada pers di Jakarta, Kamis (26/3).

Menurutnya, TMC antara lain telah digunakan untuk menangani beberapa bencana seperti banjir di Jakarta dan  kebakaran hutan dan pemadaman asap di Riau. Iptek dapat memberikan kontribusi terhadap kegiatan mitigasi dan adaptasi tersebut antara lain melalui kegiatan mengamati, memahami, memodelkan, memprediksi cuaca ekstrim, serta melakukan tindakan yang dibutuhkan dengan dukungan teknologi yang sesuai.

“Saat ini di siang hari kami sudah bisa mengurangi curah hujan namun di malam hari belum,” tambah Heru.

Sementara itu, monitoring dan prediksi cuaca ekstrim dengan memanfaatkan teknologi satelit penginderaan jauh dan model-model atmosfe jugar sudah lama memang sudah menjadi bagian dari fokus kegiatan litbang LPNK di bawah koordinasi Kemenristek lainnya yakni Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Jakarta (B2B) - Indonesian Ministry of Research and Technology offers science and technology solutions to predict and anticipate extreme weather in Indonesia. This solution is applied to to overcome floods in Jakarta, forest fire and smoke blackouts in Riau.

Artificial Rain Head of Unit for the Assessment and Application of Technology Agency (BPPT), Heru F Widodo said science and technology solutions through Weather Modification Technology (TMC), Natural Disaster Mitigation Information System (Simba), the Development of Satellite Disaster Early Warning System (Sadewa).

"Rainfall conditions in 2013 is different from 2014. This year, weather modification technology can reduce rainfall is about 33.29%, while in 2013 about 35%," Heru F Widodo told reporters in Jakarta, Thursday (26/3).

According to him, TMC is used to handle multiple disasters like floods in Jakarta, to overcome forest fires, and the smoke blackouts in Riau. Science and technology can contribute to mitigation and adaptation activities through observation, to understand, modeling, predict extreme weather, and acts through the support of technology.

"Currently we are able to reduce rainfall during the day, but evenings not been able," Heru said.

Meanwhile, monitoring and prediction of extreme weather with satellite remote sensing technology, and atmospheric models under coordination of the National Aeronautics and Space Agency (Lapan).